GenPI.co - Direktur Center of Economics and Law Studies atau Celios Bhima Yudhistira blak-blakan menyebut masyarakat sedang menghadapi lonjakan harga pangan jelang akhir tahun 2021.
Berdasarkan informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), kenaikan paling meroket dipegang oleh harga cabai.
Hal itu membuat laju pemulihan konsumsi rumah tangga, khususnya menengah ke bawah tertahan.
"Makin rendah golongan konsumsi masyarakat, pengeluaran bahan makanan makin besar," ujar Bhima Yudhistira kepada GenPI.co, Rabu (28/12).
Bhima juga menuturkan data BPS yakni komposisi garis kemiskinan dari bahan makanan mencapai 73 persen.
"Jadi, sedikit saja harga pangan naik, rakyat miskin yang paling terpukul," tegasnya.
Hal itu juga berkaitan dengan upah minimum yang naik rata-rata kisaran satu persen pada 2022.
"Banyak pekerja yang daya belinya merosot," sambungnya.
Tidak hanya itu, yang membuat laju pemulihan ekonomi tertahan adalah inflasi terlalu tinggi.
"Kalau bunga pinjaman lebih mahal, efeknya penguasa ke penguasa. Mau ekspansi tetapi bunga mahal," pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News