GenPI.co - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan kondisi perekonomian global makin menunjukan pemulihan dan berjalan ke arah lebih baik.
Namun, masih banyak faktor yang memengaruhi laju pemulihan perekonomian dunia.
"Misalnya, harga energi dan pangan yang makin tinggi, potensi kenaikan suku bunga, ancaman varian baru virus Covid-19, gangguan rantai pasok, bencana alam akibat perubahan iklim, hingga peningkatan ketegangan konflik geopolitik," ujar dia dalam Pertemuan Pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, Kamis (17/2/2022).
Menurut Sri, Dana Moneter Internasional (International Monetary Funding/IMF) memprediksi bahwa perekonomian global akan tumbuh sebesar 5,9 persen pada 2021.
Namun, angka tersebut akan menurun menjadi 4,4 persen pada 2022.
Sri menerangkan kemampuan tiap-tiap negara dalam mengatasi pandemi Covid-19 menjadi faktor utama yang membuat pemulihan perekonomian global tak terjadi secara merata.
"Proses pemulihan perekonomian global ini belum merata dan mudah. Varian Omicron meningkatkan ketidakpastian dari perekonomian global," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sri mengakui Presidensi G20 Indonesia harus tetap berlangsung di tengah kondisi yang unik dan penuh dengan ketidakpastian.
Di satu sisi, Indonesia tengah berupaya membantu negara-negara di dunia untuk mengatasi dampak dari pandemi Covid-19.
"Di sisi lain, kami harus berupaya mengatasi risiko baru yang akan muncul di kemudian hari, terutama dalam menstabilkan perekonomian dan meningkatkan kesetaraan akses masyarakat terhadap vaksinasi," ungkapnya.
Sri menambahkan penyebaran vaksinasi secara merata untuk semua orang sangat penting dalam mengatasi pandemi serta mencegah varian baru virus Covid-19 terus bermunculan.
"Hanya dengan cara ini dunia dapat pulih secara bersama-sama dan menjadi lebih kuat usai menghadapi pandemi," tandas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News