GenPI.co - Harga daging sapi makin melejit menjelang Ramadan lantaran pasokan daging impor minim.
Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Asnawi menuturkan pasokan daging sapi impor mayoritas berasal dari Australia.
Impor yang minim menyebabkan harga daging sapi di berbagai di wilayah Indonesia menjadi mahal.
"Pasokan sapi impor eks Australia kurang, sedangkan kebutuhan sapi siap potong di tiga provinsi, yaitu Jakarta, Banten, dan Jawa Barat 93 persen pasokan sapi dari Australia, tujuh persen sapi lokal," kata Asnawi Sabtu (26/2).
Asnawi menerangkan Australia mengurangi kapasitas ekspor dari 80 persen menjadi 44 persen.
Hal ini menyusul produksi sapi di Australia yang belum mencapai kapasitas penuhnya sehingga berimbas terhadap harga sapi impor di dalam negeri.
Asnawi memastikan anggota JAPPDI tidak akan melakukan mogok jualan seiring kepastian tuntutan yang sudah diberikan pemerintah.
"Alhamdulillah akhirnya ditemukan solusi-solusi yang saling menguntungkan semua pihak" ujar Asnawi.
Dia memerinci harga sapi siap potong di tingkat feedloter saat ini mencapai Rp 53.000-Rp 54.000 per kilogram (kg) bobot hidup.
JAPPDI akan mengupayakan harga daging tersebut turun menjadi Rp 51.000-Rp 52.000 per kg bobot hidup.
"Oleh karena itu, DPP JAPPDI menginstruksikan kepada seluruh anggota agar tidak mogok memotong dan berdagang," ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News