Jurus Vladimir Putin Sukses, Mata Uang Rubel Kembali Perkasa

24 Maret 2022 07:34

GenPI.co - Nilai tukar rubel terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan penguatan bulanan tertinggi pada akhir perdagangan, Rabu (23/3) waktu setempat.

Dilansir dari Reuters, Kamis (24/3), penguatan tersebut terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengalihkan penjualan gas bumi menggunakan mata uang Rubel.

Hal itu diterapkan bagi negara-negara yang dianggap tidak bersahabat dengan Rusia.

BACA JUGA:  Kekayaan Vladimir Putin Bikin Lemas, Ternyata Sebegini Jumlahnya

Kurs rubel berakhir menguat dengan bergerak ke bawah level RUB 100 per USD.

Penguatan itu diketahui masih jauh dari pelemahan rubel yang mencapai lebih dari 22 persen tahun ini.

BACA JUGA:  Vladimir Putin Berencana Datang ke Indonesia, Barat Kaget!

Sanksi-sanksi negara barat membuat Rusia terisolasi di pasar keuangan. Hal ini menyebabkan mata uangnya terdepresiasi cukup dalam.

Setelah pengumuman Putin, harga gas bumi melonjak tajam di tengah kekhawatiran krisis energi di Uni Eropa.

BACA JUGA:  Eropa Bisa Alami Krisis Energi, Siasat Vladimir Putin Mengejutkan

"Ini upaya otoritas Rusia untuk menekan negara-negara Barat dengan memaksa membeli gas menggunakan rubel, dengan manfaat tambahan mendukung nilai mata uang," kata Liam Peach, ekonom di Capital Ekonomi.

Rubel menguat 6 persen menjadi RUB 97,73 per USD, terkuat sejak 2 Maret 2022. Terhadap euro, rubel terapresiasi 6 persen menjadi RUB 108,01 per euro.

Rusia telah menyusun daftar negara-negara tidak bersahabat lantaran telah menerapkan berbagai sanksi.

Daftar negara itu, yakni Amerika Serikat, negara Uni Eropa, Inggris, Jepang, Kanada, Norwegia, Singapura, Korea Selatan, Swiss dan Ukraina. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ranto Rajagukguk

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co