GenPI.co - Harga sawit atau crude palm oil (CPO) berakhir turun pada Rabu (30/3), setelah pada sesi sebelumnya mencatatkan kenaikan.
Penurunan itu imbas kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.
Harapan berakhirnya perang membuat kekhawatiran gejolak pasokan komoditas, termasuk minyak nabati mereda.
Dilansir dari Reuters, Kamis (31/3), kontrak minyak sawit berjangka untuk pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot MYR 93 atau 1,54 persen menjadi MYR 5.927 (USD 1.410,18) per ton.
Harga minyak mentah dan kedelai turun semalam setelah Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan kota lain.
Namun, Ukraina bereaksi skeptis karena negara-negara Barat memperkirakan Moskow mengintensifkan serangannya di bagian lain negara itu.
"Ketidakpastian seputar berita pembicaraan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia membuat pasar gelisah," kata Paramalingan Supramaniam, direktur pialang Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor.
Produsen sawit Indonesia menetapkan harga referensi minyak sawit mentah untuk April di USD 1.787,5 per ton naik dari periode Maret USD 1.432,24 per ton.
Sementara itu, harga soyoil di Chicago Board of Trade naik 0,6 persen. Kontrak soyoil teraktif Dalian turun 0,4 persen, sementara kontrak minyak sawitnya turun 0,4 persen.
Harga sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah karena mereka bersaing di pasar minyak nabati global. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News