GenPI.co - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada akhir perdagangan Kamis (31/3) waktu setempat.
Hal ini seiring perang Rusia Ukraina yang terus memicu permintaan safe haven.
Dilansir dari Xinhua, Jumat (1/4), indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang naik 0,53 persen menjadi 98,3100.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD 1,1073 dari USD 1,1164 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD 1,3136 dari USD 1,3137 pada sesi sebelumnya.
Dolar Australia turun menjadi USD 0,7489 dari USD 0,7508.
Dolar AS dibeli 121,59 yen Jepang, lebih rendah dari 121,79 yen Jepang pada sesi sebelumnya.
Dolar AS meningkat menjadi 0,9226 franc Swiss dari 0,9225 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2479 dolar Kanada dari 1,2476 dolar Kanada.
Di sisi ekonomi, pengeluaran konsumsi pribadi AS (PCE), ukuran inflasi yang menjadi tolok ukur Federal Reserve (The Fed), melonjak 6,4 persen pada Februari yoy.
PCE inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi naik 0,4 persen pada Februari, menguat 5,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Realisasi itu jauh di atas target inflasi 2 persen Federal Reserve.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim pengangguran awal cara kasar untuk mengukur pemutusan hubungan kerja (PHK), naik 14.000 menjadi 202.000 dalam pekan lalu.
Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim baru akan naik menjadi 195.000. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News