GenPI.co - Harga minyak goreng curah di pasaran tetap tak terkendali meski pemerintah sudah melakukan intervensi kebijakan.
Harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah ditetapkan Rp 14.000 per liter.
Namun, di lapangan harga komoditas itu jauh lebih mahal bahkan bisa di atas Rp 20.000 per liter.
Badan pangan nasional menilai belum terkendalinya harga minyak goreng curah akibat persoalan distribusi.
Hal ini menyebabkan pasokan minyak goreng curah yang sesuai HET belum sampai ke pasaran.
"Barangnya ada, registrasi produsen juga sudah ada. Tinggal didorong secepatnya masuk ke pasar harga Rp 14.000 per liter," kata Kepala BPN Arief Prasetyo, Selasa (12/4).
Arief berharap dengan adanya fenomena itu bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng segera dicairkan.
BLT minyak goreng yang akan diterima masyarakat diketahui mencapai Rp 100.000 per bulan untuk jangka waktu tiga bulan.
Namun, bantuan ini akan dicairkan sepenuhnya di awal untuk membantu masyarakat yang terdampak kenaikan harga minyak goreng.
"Ini untuk membantu masyarakat sebanyak 20,6 juta orang plus 2,5 juta pedagang kaki lima (PKL)," ujarnya.
Wakil ketua komisi VI DPR Mohamad Hekal mengakui harga minyak goreng curah masih jauh di atas HET.
Dari hasil pantauannya di pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat, harga minyak goreng curah dijual Rp22.000 per kilogram.
Dengan demikian, banderol itu hanya selisih Rp 2.000 dari minyak goreng kemasan yang dijual Rp 24.000 kilogram.
"Harga minyak goreng curah masih belum mencapai Rp 14.000 per liter sebagaimana yang diharapkan," ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News