GenPI.co - Masyarakat diminta bersiap-siap karena tarif listrik untuk golongan rumah tangga nonsubsidi atau tariff adjustment akan naik.
Menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) Arifin Tasrif menuturkan kenaikan tarif listrik ini lantaran menyikapi penguatan harga minyak dunia.
"Dalam jangka pendek rencana penerapan tariff adjustment tahun 2022 ini untuk bisa dilakukan penghematan kompensasi sebesar Rp 7-16 triliun," kata Arifin, Kamis (14/4).
Selanjutnya, PLN juga memanfaatkan sumber energi di dalam negeri untuk menyuplai pembangkit listrik.
Oleh karena itu, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik energi terbarukan dioptimalkan untuk menyalurkan setrum ke masyarakat.
"Dilakukan percepatan pembangunan PLTS atap targetnya 450 megawatt di 2022," ujarnya.
Asal tahu saja, tariff adjustment merupakan skenario dalam menaikturunkan tarif listrik sesuai dengan indikator keekonomian dari biaya pokok penyediaan listrik (BPP).
Tarif listrik tersebut akan disesuaikan dengan perubahan nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP) hingga inflasi.
Adanya tariff adjustment untuk mempertahankan kelangsungan pengusahaan penyediaan tenaga listrik.
Selanjutnya, untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen, peningkatan elektrifikasi dan mendorong subsidi listrik tepat sasaran.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News