Airlangga Sebut Ekonomi Indonesia Kian Tangguh

18 Mei 2022 10:10

GenPI.co - Pemulihan kondisi perekonomian pasca pandemi terus menjadi fokus Pemerintah dalam menghadapi berbagai tantangan global yang kian masif ke depannya.

Berbagai kebijakan yang telah diambil Pemerintah guna menjaga kestabilan kinerja fundamental perekenomian juga menunjukkan sinyal positif pada tiap leading indicator.

Salah satu indikator perekonomian yang memiliki performa positif adalah neraca perdagangan yang kembali melajutkan trend surplus pada April 2022 dengan nilai mencapai USD 7,56 miliar.

BACA JUGA:  Siti Zuhro Memprediksi Pilpres 2024 ada 3 Pasangan Capres

Angka tersebut merupakan rekor tertinggi yang berhasil melampaui bulan Oktober 2021 dengan nilai sebesar USD 5,74 miliar.

Pencapaian tersebut kian membawa perekonomian Indonesia menjadi lebih tangguh mengingat neraca perdagangan merupakan salah satu indikator utama dalam meningkatkan cadangan devisa.

BACA JUGA:  Tampilan Suzuki Ertiga Makin Kekar, Pakai Mesin hybrid

“Kita bersyukur salah satu engine utama pertumbuhan ekonomi ini terus mengalami performa gemilang dan kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Selasa (17/5).

Selain datang dari neraca perdagangan, kinerja positif juga ditunjukkan pada indikator ekspor yang mengalami surplus dengan nilai sebesar USD 27,32 miliar.

BACA JUGA:  Pengamat Apresiasi Airlangga, Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu

Serupa halnya dengan surplus neraca perdagangan, angka surplus ekspor juga mampu mengungguli rekor tertinggi sebelumnya pada bulan Maret 2022 yang tercatat mencapai USD 26,50 miliar.

Kinerja surplus pada nilai ekspor tersebut salah satunya dipengaruhi oleh tingginya harga komoditas unggulan saat ini seperti harga CPO sebesar 1.682,7 USD/MT atau tumbuh 56,09 persen (yoy).

Batubara sebesar 302,0 USD/MT atau tumbuh 238,83 persen (yoy), dan Nikel sebesar 33.132,7 USD/MT atau tumbuh 100,55 persen (yoy).

Selain itu tingginya dominasi sektor industri pada kegiatan ekspor yang mencapai 69,86 persen juga menjadi stimulus dalam peningkatan nilai surplus.

Hal ini karena kinerja ekspor akan mengarah pada basis komoditas-komoditas dengan nilai tambah yang terus bertumbuh.

Selain itu, program hilirisasi yang diterapkan Pemerintah untuk mendorong nilai tambah komoditas di tengah harga yang kian meningkat juga memiliki andil dalam tumbuhnya kinerja ekspor saat ini.

Hal ini dapat terlihat dari aktivitas manufaktur yang terus berada di level ekspansif dengan angka Purchasing Managers’ Index (PMI) April 2022 di level 51,9 naik dari posisi bulan sebelumnya di level 51,3.

Adanya kenaikan tersebut membawa nilai PMI Indonesia berada diatas level PMI negara ASEAN lainnya seperti Vietnam (51,7), Malaysia (51,6) dan Myanmar (50,4).

“Pemerintah akan terus meningkatkan nilai ekspor Indonesia melalui berbagai upaya. Seperti di Forum G-20 akan dioptimalkan untuk menggali potensi kerja sama perdagangan dengan berbagai negara,” ungkap Airlangga. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co