Perang Rusia-Ukraina, Pemerintah Tetap Menjaga Pemulihan Ekonomi

08 Juli 2022 15:40

GenPI.co - Perekonomian Indonesia tahun 2022 diperkirakan tumbuh secara optimistis. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan ekonomi saat ini sebesar 5,01 persen (yoy).

Bahkan sejak akhir tahun lalu, perekonomian nasional telah kembali ke level sebelum pandemi dan Indonesia kembali masuk menjadi negara dengan kategori berpendapatan menengah ke atas.

“Seiring kian terkendalinya pandemi Covid-19, arah kebijakan Program PEN akan lebih antisipatif, responsif, dan produktif," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis (7/7).

BACA JUGA:  AHY Gagal Menjadi Capres, Kata Pengamat

Di tengah kondisi pandemi yang semakin membaik, berbagai risiko dan tantangan global juga terus meningkat dan memicu pelambatan pemulihan ekonomi global.

Tantangan tersebut terkait dengan The Perfect Storm atau 5C yakni Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Price, serta Cost of Living.

BACA JUGA:  Jokowi Tertawa Melihat Sang Menantu Bobby Nasution

Berbagai lembaga internasional telah memproyeksikan pertumbuhan global terkoreksi cukup signifikan.

Lembaga internasional seperti IMF dan World Bank memproyeksikan ekonomi global pada tahun 2022 tumbuh masing-masing 3,6 persen dan 2,9 persen, turun dari proyeksi sebelumnya di awal tahun.

BACA JUGA:  Abe Ditembak Mantan Pasukan Elite Bela Diri Jepang

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa perang antara Rusia dengan Ukraina juga berdampak pada perekonomian Indonesia pada sektor pangan dan energi.

Untuk itu, Pemerintah saat ini masih mengabsorpsi dampak kenaikan harga komoditas global melalui kebijakan fiskal antara lain dengan meningkatkan jumlah subsidi untuk menjaga daya beli masyarakat.

Kenaikan harga komoditas dalam neraca perdagangan dan ekspor diharapkan dapat menjadi soft absorber dengan tetap menjaga kesehatan APBN.

“Dalam jangka pendek, kebijakan perlindungan sosial perlu dipertebal untuk menjaga daya beli masyarakat miskin dan menengah ke bawah yang menjadi kelompok paling rentan dari dampak kenaikan harga,” ujar Menko Airlangga.

Lebih lanjut, kata Airlangga Pemerintah juga terus mendorong program hilirisasi pengembangan industri manufaktur agar bernilai tambah tinggi.

Di samping itu, hilirisasi juga terus didorong agar industri dapat meningkatkan nilai tambah komoditas Indonesia yang berdaya saing global dan berwawasan lingkungan. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co