GenPI.co - Provinsi Jawa Barat bersiap menghadapi potensi krisis ekonomi, energi dan pangan tahun 2023. Hal ini untuk menyikapi tantangan dan situasi global yang makin berat
Segala persiapan harus disegerakan agar tahun depan tidak terdengar ada warga Jabar yang kelaparan atau susah makan.
"Diharapkan Jawa Barat bersiap karena tahun depan (2023) ada potensi krisis ekonomi, energi dan pangan," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Subang, Kamis (13/10/2022).
Ridwan Kamil menginstruksikam seluruh stakeholder dan masyarakat agar merapatkan barisan untuk memastikan jenis pangan apa yang berpotensi krisis.
"Rapatkan barisan untuk memastikan apa saja yang berpotensi terjadi krisis. Apakah kedelai karena masih banyak impor, dan dicari pula solusinya seperti apa di tahun depan. Itu juga harus kita pikirkan," ungkapnya.
Dia menegaskan, hal itu harus mulai diupayakan agar Jabar menjadi Provinsi yang sungguh-sungguh siap seperti ketika sukses mengendalikan pandemi covid-19.
"Kesuksesan itu karena kekompakan satu komando. Dalam hal ini juga sama, jangan menunggu pas kejadian kita baru panik. Ini mumpung belum datang, kita belajar dari pandemi," ujarnya.
Ridwan Kamil pun mengapresiasi pengelolaan pertanian. Jabar surplus produksi beras setiap tahun yang mencapai 1,5 juta ton.
"Rakyat tidak ada yang kelaparan oleh urusan makanan pokok, yaitu beras," katanya.
Ia menuturkan, benih padi yang diproduksi merupakan varietas unggul terbaik se-Indonesia, di antaranya Ciherang, Mekongga, Inpari 32, Inpari 33, Inpari 42, Inpari 48, dan Inpari 49 Jembar.
"Kita produsen padi yang dikonsumsi hanya 2/3 oleh Jabar, sisanya kita ekspor dan jual ke mana-mana karena benih dan bibit yang baik ini menghasilkan padi berkualitas dan panen berlimpah," tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News