GenPI.co - Ribuan karyawan startup Stripe terkena badai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal setelah perusahaan teknologi itu makin keteteran.
Dikutip dari Fintech Magazine, CEO Stripe Patrick Collison sudah menyebar memo internal kepada karyawan soal PHK massal pada Kamis (3/11).
Sebanyak 14 persen karyawan dipecat. Persentase itu setara dengan lebih dari seribu karyawan.
Dalam memo internalnya, Collison menyebut PHK karyawan secara massal harus dilakukan karena beberapa faktor.
Di antaranya ialah inflasi dan suku bunga yang tinggi serta anggaran investasi yang kian tipis.
“Divisi rekrutmen akan terkena dampak paling besar dari pengurangan karyawan,” tulis Collison sebagaimana dilansir laman CNBC, Minggu (6/11).
Dalam pernyataannya, Collison juga menyebut para petinggi perusahaan teknologinya melakukan dua kesalahan besar.
Pertama, para petinggi salah mengestimasi pertumbuhan ekonomi internet pada 2022 dan 2023.
Kedua, para pemangku kebijakan di Stripe juga salah menghitung biaya operasional sehingga angkanya menjadi sangat besar.
“Sebanyak 14 persen karyawan di Stripe akan meninggalkan perusahaan. Kami para pendiri sudah membuat keputusan itu,” kata Collison dalam memo internalnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News