Masyarakat Mengurangi Belanja, Penjualan Retail Turun pada Januari

16 Februari 2024 19:15

GenPI.co - Masyarakat mengurangi belanja lebih dari yang diperkirakan pada bulan Januari berimbas pada merosotnya penjualan retail.

Dilansir AP News, penjualan retail turun 0,8% di bulan Januari dari laju kuat di bulan Desember ketika direvisi naik 0,4%, menurut laporan Departemen Perdagangan pada hari Kamis. 

Tidak termasuk penjualan di dealer mobil dan pompa bensin, penjualan turun 0,5% pada bulan tersebut.

BACA JUGA:  Navya Retail Indonesia Hadirkan Butik Sun & Sand Sports Pertama di Indonesia

Penurunan tersebut lebih besar dari penurunan 0,10% yang diproyeksikan para ekonom dan menandai angka bulanan terendah sejak Maret tahun lalu.

Para ekonom Amerika mengaitkan sebagian kemunduran ini dengan kondisi cuaca bersalju.

BACA JUGA:  Mendag Zulhas Sebut Pentingnya Transaksi Digital di Sektor Retail

Namun mereka juga mengatakan bahwa perlambatan tersebut menunjukkan bahwa konsumen pada akhirnya mungkin akan terbebani dengan suku bunga yang lebih tinggi.

Kemudian, hambatan keuangan lainnya dan bahwa momentum perekonomian pada akhir tahun 2023 mungkin mulai memudar.  Konsumen menyumbang sekitar dua pertiga dari aktivitas ekonomi.

BACA JUGA:  HIPPINDO Resmi Gelar Indonesia Retail Summit 2022

Tidak termasuk penjualan mobil, gas, bahan bangunan, dan makanan di restoran, kelompok penjualan kontrol, yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi, turun 0,4% di bulan Januari. Para ekonom memperkirakan adanya peningkatan.

Laporan penjualan ritel dapat memberikan berita positif bahwa Federal Reserve akhirnya dapat mulai menurunkan suku bunga, sehingga memberikan keringanan kepada pembeli dan dunia usaha yang mencari suku bunga pinjaman yang lebih rendah.

“Konsumsi riil tampaknya telah menurun pada bulan Januari dan, meskipun terjadi pemulihan pada bulan Februari dan Maret, pertumbuhan akan melambat tajam pada kuartal pertama,” tulis Andrew Hunter, wakil kepala ekonom AS di Capital Economics, dalam sebuah laporan. 

“Hasilnya adalah para pejabat Fed mungkin tidak perlu khawatir lebih lama lagi mengenai kemungkinan berlanjutnya ketahanan ekonomi yang memicu kembali inflasi.”

Meskipun biaya pinjaman lebih tinggi dan harga meningkat, belanja rumah tangga terus didorong oleh pasar kerja yang kuat dan kenaikan upah.

Terjadi lonjakan perekrutan tenaga kerja yang mengejutkan pada awal tahun 2024 ketika pemberi kerja menambah 353.000 pekerjaan pada bulan Januari.

Hal itu merupakan bukti lebih lanjut bahwa tingkat suku bunga tertinggi dalam dua dekade, yang dimaksudkan untuk memperlambat perekonomian, masih belum terjadi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co