Arab Saudi Pesan Lebih dari 100 Jet Airbus Baru untuk Dorong Sektor Pariwisata

23 Mei 2024 13:40

GenPI.co - Maskapai penerbangan nasional Arab Saudi memesan lebih dari 100 jet Airbus baru, sebuah cerminan dari upaya ambisius kerajaan tersebut untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Saudia Group, yang mewakili maskapai penerbangan Saudia dan maskapai penerbangan hematnya Flyadeal, mengatakan pada hari Senin bahwa mereka memesan 105 pesawat dari keluarga jet A320neo milik perusahaan dirgantara Prancis, termasuk 12 A320neo dan 93 A321neo.

Dilansir AP News, hal ini menjadikan pesanan pesawat Airbus Grup Saudia menjadi 144 pesawat keluarga A320neo.

BACA JUGA:  Harapan EF Kids & Teens Gelar Pelatihan Bahasa Inggris di 6 Area Wisata

Saudia mengatakan pihaknya meningkatkan kapasitas penerbangan dan kursi di lebih dari 100 destinasi yang ada untuk memenuhi tujuan negaranya dalam menarik lebih dari 150 juta wisatawan pada tahun 2030.

Pada bulan Februari, Airbus melaporkan hasil yang baik untuk bisnis pesawat komersialnya dalam laporan pendapatan tahunan terbarunya dan menetapkan target pengiriman 800 pesawat komersial, 67 lebih banyak dibandingkan tahun 2023.

BACA JUGA:  Konser Sheila On 7 Akan Tingkatkan Jumlah Wisatawan

Nasib Airbus kontras dengan perjuangan rivalnya di AS, Boeing, yang tampaknya pulih dari dua kecelakaan jet Max pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang di Indonesia dan Ethiopia.

Namun pada tanggal 5 Januari, penutup pintu pesawat Alaska Airlines 737 Max 9 meledak, dan perusahaan tersebut terus terguncang sejak saat itu.

BACA JUGA:  Intip Cerita Desa BRILian Janti, Desa yang Punya Wisata Air hingga Kulineran Jadul

Airbus mendapat keuntungan dari keputusannya meluncurkan A321neo, pesawat lorong tunggal dengan 180 hingga 230 kursi.

“Neo” adalah singkatan dari opsi mesin baru, yang berarti mesin yang sangat hemat bahan bakar dan menghemat uang maskapai penerbangan dalam salah satu biaya terbesarnya.

Boeing bergegas untuk mencocokkannya dengan Max, sebuah pesawat 737 yang dilengkapi dengan mesin baru yang lebih efisien, namun justru mengalami banyak masalah teknis.

Meskipun Boeing mengalami kesulitan, Airbus sepertinya tidak akan memperluas keunggulannya dalam duopoli Airbus-Boeing lebih jauh karena perusahaan tersebut telah memproduksi pesawat secepat mungkin, dengan lebih dari 8.600 pesanan yang harus dipenuhi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co