GenPI.co - Menparekraf Sandiaga Uno mendorong para pelaku UMKM memanfaatkan semua ekonomi digital yang ditaksir mencapai USD 110 miliar pada 2025.
Sandiaga pun mengapresiasi upaya konsisten pendampingan kolaboratif melalui Program UMKM Untuk Indonesia (UUI) dari Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK), Badan Riset Inovasi Nasional dan didukung penuh Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di bawah Payung Program Keberlanjutan Sampoerna Untuk Indonesia (SUI).
Program UUI snendiri telah mendampingi 1.000 UMKM dari DKI Jakarta dan Jawa Barat sejak Februari 2024.
Sebagai acara puncak dari rangkaian Program UUI digelar acara Inovasi dan Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan (IDEAL) 2024.
"IDEAL ini program digitalisasi dan inovasi UMKM agar bisa menjadi entrepreneur yang terakselerasi ekonominya menuju ekonomi berkelanjutan," kata Sandiaga Uno di sela-sela acara IDEAL di Jakarta, Kamis (10/10).
Pada IDEAL 2024 terpilih lima UMKM yang keluar sebagai pemenang untuk didampingi lebih lanjut oleh INOTEK, BRIN, dan Sampoerna SETC.
Kelima UMKM itu ialah Batik Gending Amarta, Bogor Sari Nutrisi atau Yess Yoghurt, Imah Teuweul Indonesia, Madu Non Pasteurisasi, dan Mbrebes Mili Food.
Sandiaga Uno berharap pendampingan yang dilakukan lembaga pemerintah dan swasta bisa ikut berkontribusi mendorong UMKM naik kelas.
"Pemerintah tentu terus memberikan penguatan dan perlindungan bagi UMKM agar persaingan yang adil," kata Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno menjelaskan tantangan utama UMKM bukan pendanaan, melainkan capacity building atau bagaimana meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pelaku UMKM.
Sandiaga mengatakan bahwa pelatihan dan pembinaan SDM sangat penting. Menurut dia, UMKM harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan berkelanjutan yang hanya mungkin jika memiliki SDM yang tangguh.
"Begitu mereka memiliki ilmu, bisa akses peluang, dan oleh karena itu, pendanaan datang sendiri. Saya selalu bilang tantangan pertama itu capacity building. Kedua, pemasaran yang harus didorong melalui promosi. Setelah memiliki produk dalam kapasitas tertentu, baru pendanaan," jelasnya.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan pelaku UMKM dapat beradaptasi sekaligus berinovasi untuk menjawab dinamika perubahan kebutuhan konsumen dengan SDM yang mumpuni.
"Inovasi terkait dengan kemampuan beradaptasi, sedangkan riset itu sangat dekat dengan UMKM. Jangan bayangkan risetnya akademisi. UMKM mengakses riset dari orang lain. Itu yang kami tawarkan dari BRIN, yakni platform inovasi," katanya.
Asisten Deputi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian Herfan Brilianto Mursabdo menjelaskan yang paling penting bagi UMKM ialah kapasitas SDM, sedangkan teknologi hanyalah sarana.
"Banyak UMKM di daerah mengeluh internet lambat, lalu harga pulsa mahal. Jadi, ada dua hal yang harus kita lakukan, yakni (pemerataan, red) infrastrukturnya dan (peningkatan, red) kapasitas SDM," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News