Boneka Kertas di Film AADC 2 Ternyata Asli dari Yogyakarta

17 Juli 2021 10:30

GenPI.co - Penikmat film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2 mungkin familier dengan adegan di mana Rangga mengajak Cinta menonton pertunjukan teater boneka.

Rangga dan Cinta tampak begitu menghayati menyaksikan kisah sepasang boneka laki-laki dan perempuan yang sedang bersedih karena sang laki-laki harus pergi dan meninggalkan kekasih hatinya.

Ternyata, teater boneka tersebut betulan ada di Yogyakarta. Namanya Papermoon Puppet Theater.

BACA JUGA:  Wulan Guritno Tampil Di Pagelaran Teater Pertama Selama Pandemi

Nama ini mengandung makna filosofis begitu dalam, yaitu yang sederhana bisa menjadi istimewa.

Boneka kertas yang digunakan di teater tersebut memang diciptakan dari bahan-bahan sederhana.

BACA JUGA:  Teater Musikal Mencari Siti Temukan 3 Pemeran Utama, Kenalan Yuk!

Bahan yang digunakan antara lain kertas, isolasi kertas, dan bambu atau rotan.

Boneka ini dibuat sendiri oleh tangan pendiri Papermoon Puppet Theater, Maria Tri Sulistyani atau biasa dipanggil Ria.

Selain membuat boneka, Ria juga berperan sebagai sutradara, direktur artistik, dan pemain boneka.

Wanita kelahiran 40 tahun silam ini sudah melakoni bidang teater boneka sejak 2006.

Saat itu, Ria mendirikan Papermoon sebagai sanggar anak yang diisi oleh para relawan.

Ada alasan tersendiri mengapa ia memilih teater boneka.

Menurut Ria, dengan memainkan boneka, pemain teater boneka akan fokus dengan cerita yang ingin disampaikan lewat medium boneka tersebut.

Mereka tidak akan terhalang dengan pemikiran akan diri mereka sendiri.

Ria juga menganggap bahwa memainkan teater boneka itu sebenarnya bisa belajar untuk lebih tulus.

Anggota Papermoon juga ingin membawa spirit tersebut dan menyebarkan semangat ini.

Sayangnya, aktivitas Papermoon sempat terhenti saat gempa besar mengguncang Yogyakarta pada 2007.

Setelah gempa, jumlah relawan yang datang ke sanggar tersebut semakin berkurang.

Hingga akhirnya hanya tersisa Ria dan Iwan, yang kini menjadi suaminya.

Ria dan Iwan tetap ingin mempertahankan Papermoon.

Bahkan, mereka ingin menjadikannya lebih profesional dengan membentuk Papermoon Puppet Theater.

Mereka menerapkan ilmu yang mereka peroleh saat mengenyam pendidikan teater di Amerika Serikat selama enam bulan (2009-2010) untuk membuat Papermoon Puppet Theatre benar-benar ‘hidup’.

Di sana, mereka telah mewawancara 70 seniman teater boneka dan menonton berbagai pertunjukan untuk memperkaya pengetahuan mereka.

Setibanya kembali di Tanah Air, Ria dan Iwan fokus mengembangkan Papermoon Puppet Theatre. (Adelia)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co