Kisah Perjuangan Leani Ratri Hingga Raih Medali Emas Pertama

06 September 2021 11:40

GenPI.co - Pasangan Leani Ratri Oktila/khalimatus Sa'diyah mempersembahkan emas pertama Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020, setelah menang atas wakil China Cheng Hefang/Ma Huihui.

Akhirnya, empat dekade lebih Indonesia baru “pecah telor” meraih emas di ajang tersebut.

Leani Ratri Oktila mulai menekuni bulutangkis pada usia 7 tahun dan bercita-cita menjadi atlet bulutangkis.

BACA JUGA:  Bravo! Atlet Bulutangkis Paralimpiade Sabet 2 Emas, Usai 41 Tahun

Lalu pada 2011, perempuan berusia 30 tahun ini mengalami kecelakaan sepeda motor yang merusak kaki kirinya, menyebabkannya kakinya menjadi 7cm lebih pendek dari kaki kanannya.

Namun kejadian naas tersebut tak membuat perempuan kelahiran 6 Mei itu patah arang. Hanya selang dua tahun setelahnya, dia bergabung dengan timnas para-bulutangkis.

BACA JUGA:  Bulu Tangkis Berjaya di Paralimpiade Tokyo, Jokowi: Saya Tunggu

Dalam sebuah wawancara, Leani Ratri pernah mengatakan bahwa dirinya terbiasa bertanding hingga enam kali dalam satu hari.

Ketika pemain lain langsung pulang ke hotel atau rumah, dia justru masih berada di lapangan.

Ia pun sering membawa alas, bantal, dan pakaian ganti, lalu beristirahat di toilet.

Bahkan, dia mengaku kerap tidur di dalam toilet. Tiga jam lamanya dia tidur di sana, lalu bangun dengan kondisi lebih segar dan siap bertanding kembali.

Tak mengherankan, Leani Ratri berkali-kali meraih prestasi dalam kompetisi internasional.

Di Asian Paragames dia mendapat emas pada ganda campuran pada 2014 di Incheon, serta medali emas lain pada nomor ganda putri dan ganda campuran di Jakarta 2018.

Kemudian di Asean Paragames dia mendapat emas tunggal putri dan ganda putri di Singapura 2015, serta emas ganda putri dan ganda campuran di Kuala Lumpur 2017. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co