Menguak 5 kebohongan Novel The Da Vinci Code

21 Juni 2019 07:43

GenPI.co – Masih ingat film "The Da Vinci Code" yang menghebohkan dunia perfilman pada tahun 2006? Film yang sarat akan teka-teki dan skandal ini dinilai telah menyentil keimanan umat Kristiani di seluruh dunia. Film ini kembali tayang pada Kamis malam Kamis (20/6) malam di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia. 

Cerita  di versi  film Da Vinci Code tak banyak berubah dari novel yang menjadi inspirasinya. Berjudul sama, novel karangan penulis kawakan Dan Brown telah lebih dulu menuai kontroversi.

Ada apa dengan novel karangan Dan Brown tersebut? Rupanya ia telah mampu membuat banyak orang menjadi percaya bahwa seluruh penjelasan tentang karya seni, arsitektur, dokumen dan pemahaman rahasia dalam novel ini adalah benar-benar akurat. Bahkan banyak tokoh begitu saja mempercayai cerita fiktif yang dikemas dalam cerita ini. Mereka menggangap ada kebenaran yang terungkap dalam novel ini.

Namun dibalik cerita yang diklaim sebagai fakta, ada sejumlah fiksi yang berisi kepalsuan. Apa sajakah itu? berikut penjelasannya seperti dilansir berbagai sumber.

Baca juga: 

Dan Brown, Kisah Jatuh Bangun Si Pengarang Da Vinci Code 

Apa Itu Illuminati? Buku ini Menguliti Organisasi Rahasia itu 

Larantuka Jadi Kota Suci? 

Fiksi Teori Konspirasi

Fiksi pertama adalah cerita yang mengisahkan bahwa sebelum disalibkan Yesus pernah menikah mengan Maria Magdalena. Lalu setelah kematian Yesus, Maria kabur dengan anaknya, dan mereka menjadi simbol "wanita suci" dari suatu agama kekafiran kuno.

Faktanya siapapun pelajar yang begitu serius mempelajari tentang sejarah Gereja Kekristenan pastilah sangat terbiasa dengan tradisi kuno ini (albeit aberrant), yang sejak lama telah di nyatakan suatu bidat atau pelecehan dasar kepercayaan. Bagaimanapun, berdasarkan catatan dan penggalian sejarah bahwa semua ini hanyalah kisah fiksi belaka.

Fiksi Kisah The Holy Grail

Fiksi yang cukup menghentak ketika Dan Brown memlesetkan dalam novelnya legenda The Holy Grail (cawan perjamuan malam yang digunakan Yesus) yang bentuknya dianggap sebagai menunjuk rahim wanita yaitu rahim Maria Magdalena.

Faktanya, istilah The Holy Grail adalah ditemukan dalam legenda kalangan kesatria meja bundar Raja Arthur (lihat Sharan Newman, The Real history Behind the Da Vinci Code .) Keberadaan Raja Arthur memang fakta, namun legenda grail adalah fiksi; dan apalagi menyebutnya sebagai cawan berkhasiat, tentu juga fiksi; apalagi kalau di klaim Brown lebih lanjut sebagai lambang rahim Maria Magdalena yang menurunkan anak bagi Yesus, adalah benar-benar fiksi.

Fiksi The Templars

Fiksi lain yang di lontarkan isi novel ini adalah The Templars yang di klaim menyimpan peti mati Maria Magdalena yang ditemukan di bawah Bait Allah yang di bangun Salomo.

Faktanya, The Templars memang fakta yang di bentuk sesuai Perang Salib I sekitar tahun 1095 hingga 1099 yang dimaksudkan untuk melindungi para peziarah yang datang ke Yerusalem, dan karena praktik perbankannya yang maju, membuat iri Raja Philip IV dan Paus Clement V (1307), sehingga organisasi ini di tuduh bidat dan di bubarkan. Nah dengan menyebut The templars sebagai menyimpan keranda Maria Magdalena yang di temukan di bawah Bait Allah Salomo, jelas fiksi dan tak pernah terjadi atau ada, bagaimana bisa menjadi rahasia dan bagaimana tempat yang mengubur orang Kristen ? Tak logis.

Fiksi Priore de Sion

Fiksi berikutnya adalah diungkapkannya perkumpulan rahasia masa lalu bernama Priore de Sion (biarawan sion), yang kontra dengan kaum awam Opus Dei dari lingkungan Gereja Roma Katolik, bahkan gereja disebutnya sebagai penyebar kebohongan. Dan Brown cukup jeli menangkap minat pembaca dengan meramu aspek Thriller dalam novel di isi dengan skandal konspirasi oknum2 Opus Dei (yang dikatakan novel itu ingin memberangus jejak keturunan Yesus) melawan anggota-anggota Priore de Sion yang justru ingin melindungi rahasia dan keturunan darah Yesus dan Maria Magdalena. Maria Magdalena juga disebut sebagai rasul kepada rasul dan dianggap sebagai yang digambarkan berada di sebelah kanan Yesus pada lukisan Last Supper karya Leonardo Da Vinci.

Faktanya bahwa lukisan Last Supper jelas merupakan gambaran Leonardo yang merinci peran murid-murid Yesus dengan mimik masing-masing. Di kanan kiri Yesus yang duduk terdekat adalah murid Yohanes dan Yakobus menggambarkan permintaan ibu mereka (baca Matius 20 : 20-21). Yohanes (dan Petrus) disuruh Yesus menyiapkan perjamuan. Sehingga kalau tempatnya di ganti Maria Magdalena, dan Yohanes tidak ada maka itulah fiksi.

Fiksi Yesus Diangkat Tuhan

Fiksi yang paling kontroversial adalah bahwa Yesus dianggap diangkat menjadi Tuhan pada konsili Nicea di tahun 325 (pernyataan ini merupakan suatu alat untuk menggoncang iman Kristiani). Benarkah demikian? Konsili Nicea memang fakta, tetapi bilamana menyebutkan bahwa pada dewan itu dipungut suara untuk memutuskan Ketuhanan Yesus, maka itu adalah fiksi. Konsili Nicea khusus diadakan justru untuk membantah ajaran Arius yang menganggap "Yesus hanya manusia ciptaan yang lebih rendah dari Allah." Suatu ajaran yang melawan kepercayaan yang berdasarkan kebenaran Ilahi yang sudah di percayai oleh ummat Kristiani sejak 3 abad sebelumnya.

Simak juga video menarik berikut

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co