Bermain di Panembahan Reso, Sruti Respati Jadi Tokoh Hitam Putih

25 Juli 2019 17:20

GenPI.co – Seniman kawakan Sruti Respati terpilih bermain di Teater legendaris Panembahan Reso. Di pertunjukan ini, perempuan asal Solo itu ditunjuk untuk memerankan Ratu Kenari.  Tokoh itu hadir dengan pembawaan yang halus, lugu namun bisa tegas dan sedikit bengis.

Kepada GenPI.co, Sruti mengaku merasa  terhormat dan bangga bisa bermain di salah satu karya fenomenal penyair WS Rendra itu. Menjadi Ratu Kenari, ia merasa tertantang karena banyak sekali kesulitan yang dihadapi. Seperti pendalaman karakter yang cenderung ‘hitam putih’ dan bertolak belakang dengan kehidupan aslinya.

“Berperan sebagai Ratu Kenari tentu ada kesulitan sendiri, namun saya banyak menggali bersama temen bengkel teater seperti bu Ken Zuraida, Mas Iwan untuk dapat tau gimana sih karakter ini. Saya coba pahami dengan interpretasi saya dengan identitas saya sebagai Sruti,” ucap Sruti belum lama ini.

Baca juga:

Semakin Matang, Panembahan Reso’ Memasuki Persiapan Tahap Latihan

Terus Digeber, Panembahan Reso Masuk Tahap Pembahasan Naskah

Diakui Sruti, karakter Ratu Kenari yang ia bawakan menjadi  pengalaman baru untuknya. Pada lakon ini Ratu Kenari ini digambarkan sebagai sosok istri yang ‘nerimo’ atau menerima suami apa adanya. Apapun diperintahkan suami ia menurutinya dengan penuh ikhlas. Ia pun juga melihat sesuatu dari hitam dan putih.

Seiring perjalanan waktu, Ratu Kenari melihat begitu banyak intrik serta perpecahan dan perang antar saudara terjadi di mana-mana. Ia pun hanya terdiam dan membisu. Namun ada satu titik ia merasa sudah cukup dan harus bersikap. “Disitulah kekuatan naskah WS Rendra dimana ia menggambarkan Ratu Kenari sebagai tokoh yang akhirnya menyerah untuk diam, dan bersikap dengan sangat ekstrem. Disitulah ia berubah dari putih ke hitam,” terang Sruti.


Teater Panembahan Reso pada tahun 1987. (Foto: Indonesia Inside)

Untuk mendalami karakter ini Sruti menjelaskan terus melakukan latihan intens baik dengan pemeran teater yang lain, ataupun berlatih sendiri. Tidak hanya berakting saja, namun seperti biasa ia tetap bernyanyi tetembangan dalam melakonkan peran ini sesaui dengan karakter.

“Latihan intens diperlukan, yang nanti dilaksanakan di dua tempat, Solo dan Jakarta. Baru nanti ada waktu sendiri untuk latihan bareng,” sambungnya.

Seperti diketahui, pertunjukan teater garapan sutradara Hanindawan ini mengangkat karya mendiang WS Rendra, seniman dan penyair legendaris Indonesia. Panembahan  Reso ini digelar untuk memperingati 1 dekade wafatnya sang maestro.

Teater Panembahan Reso dimotori oleh Borobudur Writers and Cultural Festival society, GenPI.co, dan Ken Zuraida project. Pertunjukan ini akan digelar pada 19-20 Desember 2019, di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki.

Teater ini diperankan oleh sejumlah nama besar yang tak asing lagi di jagad seni peran Ada Sha Inne Febriyanti, Sruti Respati, Whani Darmawan, Gigok Anuraga, Djarot Budi Darsono. Ada pula selebritis Dhimas Danang hingga pedangdut Ucie Sucita. Mereka yang akan terlibat dalam pementasan Panembahan Reso ini adalah gabungan produser dan seniman teater dari Solo, Yogyakarta, dan Jakarta.

Simak juga tayangan berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co