Jangan Salah, Mitos Menyusui Menyesatkan, Kata Dokter Spesialis

24 April 2022 06:20

GenPI.co - Dokter spesialis anak dokter Utami Roesli, SpA.,MBA, FABM., blak-blakan menjelaskan ada banyak mitos menyesatkan yang dipercaya oleh para orang tua.

Saat ini, mitos seputar pemberian ASI eksklusif banyak beredar di masyarakat, salah satunya masih ada yang berpikir bahwa air susu ibu tidak cukup mengenyangkan bagi bayi.

Menurut dokter lulusan Universitas Padjadjaran itu, bahwa edukasi atau pemberian informasi kepada para orang tua sangat berperan penting sebagai bentuk dukungan agar bayi bisa mendapat ASI eksklusif.

BACA JUGA:  Simak Peruntungan Besok 3 Zodiak, Peluang Lo Makin Besar

Dokter Utami menyebutkan, mitos yang paling sering beredar di masyarakat adalah ASI saja tidak cukup, sehingga harus ditambah dengan makanan seperti pisang dan sysu formula pada usia 6 bulan pertama.

"Faktanya produksi ASI sesuai dengan pengeluaran ASI, demand and supply. Jadi semakin dikeluarkan, semakin diproduksi," jelas dokter Utami dalam webinar pada Sabtu (23/4).

BACA JUGA:  Simak Peruntungan 3 Shio Penuh Hoki, Lo Bisa Wujudkan Impian

"Meningkatkan produksi ASI juga dengan menyusui dan memerah ASI bukan dengan minum susu ibu menyusui," sambungnya.

Menurut dokter Utami, mitos tersebut juga diperkuat dengan anggapan bahwa ketika bayi menangis setelah menyusu, berarti masih lapar dan gizinya kurang, sehingga perlu ditambah dengan makanan lain.

BACA JUGA:  Simak Peruntungan 3 Zodiak, Berkah Minggu Dalam Genggaman Lo

Dokter Utami menilai, bahwa bayi menangis tidak selalu karena lapar, bisa saja ada faktor lain seperti diapers-nya yang tidak nyaman, ingin digendong dan lainnya.

"Perhatikan tanda kalau bayi sedang lapar, dia akan menjulurkan lidah kayak melet-melet, mengecap-ngecap, kepalanya seperti mencari-cari puting. Jadi kalau menangis setelah menyusui bukan karena lapar," tegas dokter Utami.

Selain itu, menurut dokter Utami, mitos selanjutnya adalah bayi perlu dilatih minum dengan dot sebelum sang ibu masuk kerja.

Faktanya adalah memperkenalkan dot pada bulan pertama dapat menyebabkan kesukaran menyusui atau bingung puting.

Tak hanya itu, dokter Utami menyebutkan, hal salah kaprah lain yang dipercaya oleh ibu dan orang tua adalah harus menghindari minum kopi, seafood dan makanan pedas.

"Yang enggak boleh itu minuman keras dan rokok, karena apa? Dikatakan bahwa ketuban bayi itu rasanya seperti makanan ibunya. Gampangnya, ketuban sapi rasanya rumput, ketuban macan, ya rasa daging," ungkap dokter Utami.

"Jadi memang sudah dibiasakan makan makanan yang sama dengan ibunya. Misalnya kita menyusui bayi bule, kita makan sambel, ya bayi bule akan mencret," lanjutnya.

Dokter Utami juga menjelaskan mitos lain yang dipercaya oleh masyarakat, yakni saat hari pertama setelah bayi dilahirkan dan ASI belum keluar, maka diperlukan tambahan susu formula supaya bayi tidak dehidrasi atau kuning.

Faktanya, menurut dokter Utami, bayi baru lahir mampu bertahan tanpa ASI selama 48-72 jam, karena dibekali saat dalam kandungan.

Syaratnya, disusui segera setelah lahir dan sering disusui pada hari-hari pertama, colustrum yang sedikit diperlukan untuk mematangkan usus.

"Makanya perlu adanya IMD (inisiasi menyusui dini) minimal 1 jam setelah lahir, diletakkan di dada ibunya. Kolostrum yang keluar setetes dan dua tetes saat baru lahir ini, dibutuhkan bukan buat makanan, tapi untuk mematangkan usus," kata dokter Utami.(ANT/GenPI)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co