Kecanduan Gadget Bisa Ganggu Mental Anak? Ini Penjelasannya

25 Juli 2022 09:40

GenPI.co - Jika tak segera diatasi, kecanduan gadget (gawai) pada anak ternyata bisa mengganggu mental mereka.

Hal itu disampaikan Psikolog Prof. Dr. H. Seto Mulyadi, S. Psi., M.Si. alias Kak Seto.

Kak Seto mengatakan bahwa anak yang kecanduan gadget bisa lebih sulit mengontrol emosi.

BACA JUGA:  Hari Anak Nasional, Catat Tahap Kenalkan Internet pada Si Kecil

Menurutnya, mereka bisa tiba-tiba marah ketika sinyal susah atau kuota habis, karena merasa seolah tidak terpenuhi kenikmatan dan kenyamannya.

Beberapa anak bahkan ada yang sampai dirawat di rumah sakit jiwa akibat kecanduan gawai.

BACA JUGA:  Batasi Gadget, Ini 4 Manfaat Origami untuk Perkembangan Anak

“Kehilangan sesuatu yang nyaman secara mendadak memang bisa menimbulkan stres pada anak. Dia tidak bisa belajar sosial, tidak bisa melihat bagaimana pergaulan,” ujarnya, dilansir dari Antara, Senin (25/7).

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu memaparkan ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai oleh orang tua saat anak kecanduan gawai.

BACA JUGA:  Happy Salma Lebih Pilih Anak Main Tanah Ketimbang Gadget

Apabila anak sudah sulit untuk diatur serta mengganggu pola makan, ibadah dan waktu belajar, hal tersebut perlu diwaspadai.

Selain itu, mood anak yang sulit dikendalikan jika dijauhkan dari gadget juga harus diwaspadai.

“Kalau anak sudah mulai enggak teratur karena terus main gadget, kadang mengurung diri di kamar, dan suka uring-uringan, orang tua tentu harus waspada. Ada sesuatu yang tidak beres pada jiwa anak," katanya.

Jika anak sudah mengalami hal tersebut, sebaiknya orang tua dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak.

Dengan demikian, hubungan persahabatan antara orang tua dan anak pun dapat terjalin, sehingga anak tak hanya terfokus pada gawai.

"Jadi biasakan menggelar rapat keluarga. Atau ngobras, ngobrol bareng asik misalnya,” tuturnya.

Selain itu, Kak Seto juga menyarankan agar orang tua tak main memberikan perintah atau larangan saja.

“Jangan sekedar memberikan perintah saja. Namun, mulai dengan sekarang ayah dan bunda mau dengar apa yang menurut kalian kami salah? Gitu," ungkapnya.

Dialog juga akan menumbuhkan rasa nyaman antara orang tua dan anak. Pasalnya, jika tak ada dialog, anak tak akan merasa nyaman dan akan mencari pelarian lain, yaitu gadget.

"Karena itu juga tempat pelarian anak. Begitu ibunya marah, ayahnya cuek, ya sudah. Asyik banget dia dengan gadget," paparnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co