Pencari Kerja Jangan Hanya Incar Gaji Besar dan Jabatan, Ini Nasihat Buya Yahya

25 Desember 2022 10:20

GenPI.co - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon Buya Yahya membeber kajian Islam terkait pencari kerja yang tak melulu mengejar gaji besar dan jabatan.

Hal tersebut diungkapkan Buya Yahya dalam ceramah yang dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Minggu (25/12/2022).

Dalam salah satu tausiahnya, Buya Yahya memberikan nasihat dan pencerahan bagi pada pencari kerja yang berusaha keras untuk meraih karier gemilang.

BACA JUGA:  Amalan ini Bikin Rezeki Mengalir Tak Keruan dari Segala Arah, Berikut Kajian Gus Baha

Menurut Buya Yahya, ilmu yang diraih di bangku kuliah tak melulu soal mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar, bisa jadi awalnya mendapatkan kerja bukan di tempat yang diinginkan.

"Ilmu yang telah dipelajari di masa perkuliahan, bisa jadi dapat bermanfaat di suatu tempat yang sangat membutuhkan," kata Buya Yahya.

BACA JUGA:  Kajian Gus Baha: Jika Ekonomi Sulit dan Rezeki Sempit, Kerjakan Ibadah ini

Buya Yahya pun mencontohkan, misalnya ilmu manajemen, ilmu tersebut tak hanya dibutuhkan perusahaan besar dan lulusannya menjadi direktur saja, melainkan dibutuhkan di banyak tempat.

"Bisa jadi ilmu manajemen itu diperlukan di suatu tempat yang memerlukan perjuangan dan dakwah," ungkap Buya Yahya.

BACA JUGA:  Benarkah Arwah Gentayangan Bisa Merasuki Tubuh Manusia? Ini Kajian Buya Yahya

Misalnya sekolah-sekolah yang perlu memperbaiki manajemennya, yang diperlukan seseorang lulusan manajemen ini menurut Buya Yahya adalah memperlebar cara pandang agar ilmu yang dipelajari dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Buya Yahya pun membeberkan, sama halnya di pondok pesantren Al-Bahjah, diakui pihaknya memiliki pegawai atau tenaga ahli yang mengurusi manajemen meski tidak memiliki basic ilmu agama.

"Sedangkan untuk orang tua, jangan berprasangka buruk orang tua hanya menginginkan anaknya bekerja agar menikmati penghasilan anaknya. Siapa tahu meski tidak bekerja di perusahaan besar, dan berjuang dengan ilmu itu orang tua bisa bangga," jelas Buya Yahya.

Sementara itu, untuk perkara jodoh, Buya Yahya menyarankan khususnya kepada para pemuda agar dapat menjaga dan memperbaiki hati terlebih dahulu.

Hal ini bertujuan agar semua wanita layak, tidak terpaku pada satu-satunya wanita yang diinginkan.

"Di saat ada yang mengetuk hatimu, jangan izinkan hatimu membukanya, biarkan akalmu yang membukanya," ungkap Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, bahwa cinta adalah rasional, bukan cinta buta yang biasanya terjadi pada orang yang tidak siap mencintai dan dicintai.

"Karena cinta yang baik didasari kecerdasan di dalamnya. Sebagaimana dilakukan Siti Khadijah sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW," ujar Buya Yahya.

Kala itu, Siti Khadijah adalah wanita pebisnis yang hebat, memantau pekerjaan dari jauh.

Kemudian Siti Khadijah meminta tolong kepada keluarganya untuk mencari seluk-beluk sifat dan sikap tentang sosok Nabi Muhammad SAW yang dulu belum menjadi Rasulullah SAW.

"Setelah mengetahui Nabi Muhammad adalah pria yang jujur dan amanah, Siti Khadijah memutuskan untuk mengutus keluarganya menemui keluarga Nabi Muhammad SAW, ini baru benar seandainya ditolak pun tidak sakit hati, tidak seperti orang-orang telanjur cinta ketika ditolak nyungsep," beber Buya Yahya.

Oleh sebab itu, kisah Siti Khadijah yang memcoba membangun cinta dan hubungan dengan Nabi Muhammad SAW itu patut dicontoh.

"Tapi ingat, Anda melihat orang itu layak menjadi istri atau suamimu sebelum jatuh cinta, hal itu lebih mudah dilakukan jika ditolak pun tidak sakit hati," kata Buya Yahya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co