GenPI.co - Dokter spesialis paru Dr Mohamad Yanuar Fajar menyarankan supaya pasien asma tak berlebihan memakai jenis obat SABA atau short-acting beta-agonists.
Yanuar mengungkapkan obat golongan tersebut punya kelemahan sehingga bisa menimbulkan efek samping yang buruk.
Dia menyebut kelemahan yang pertama yang sering menggunakan salbutamol yang bisa memberi efek samping berdebar-debar.
“Hampir semua pasien yang memakai SABA berlebih itu tangannya gemetar dan berdebar-debar,” katanya dikutip dari Antara, Jumat (12/5).
Risiko lain yang bisa dialami yakni serangan asma, rawat inap karena asma dan bahkan bisa sampai pada kematian.
Adapun untuk contoh obat golongan SABA ini di antaranya salbutamol, fenoterol, procaterol, dan terbutaline. Sedangkan contoh pengobatan SABA yaitu inhaler dan nebulizer.
Pengidap asma sering memakai obat golongan ini karena dianggap sangat membantu meredakan serangan.
Yanuar merekomendasikan pengidap asma memakai obat pengontrol yang bisa mengatasi inflamasi dan mencegah kekambuhan.
Kemudian juga rutin melakukan pemeriksaan ke dokter supaya bisa terkontrol kondisi kesehatan pengidap asma.
“Untuk mengurangi risiko asma, bisa dengan kombinasi ICS-Formoterol,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News