Sering Muncul saat Usia Tua, Yuk Kenali Gejala Menopausal Acne dan Obatnya

14 Agustus 2023 20:40

GenPI.co - Jerawat masih menjadi salah satu permasalahan kulit yang dialami hampir semua orang, termasuk wanita yang menuju masa transisi menopause. Serangan jerawat ini bahkan bisa makin meradang hingga siklus haid.

Kondisi yang disebut pula dengan menopausal acne atau jerawat menopause terjadi sekitar masa menopause, sebuah titik di mana wanita berhenti menstruasi dan tidak bisa lagi hamil. 

"Hal terbesar tentang menopause adalah kadar estrogen mulai turun sehingga Anda memiliki pengaruh testosteron yang tidak dilawan ini pada kulit Anda, dan itu bermanifestasi dalam banyak cara," kata Mona Gohara MD, seorang profesor klinis dermatologi di Yale School of Medicine dikutip dari Biotifor.

BACA JUGA:  5 Cara Menghilangkan Jerawat dengan Madu, Ini Ramuan Rahasianya

Mona menyebut, masalah kulit ini sering dianggap sebagai masalah remaja sebab mempengaruhi hampir 70% remaja. Tetapi ternyata, kondisi ini dapat berlanjut hingga dewasa dan hanya berkurang secara bertahap seiring bertambahnya usia. 

“Kira-kira seperempat wanita berusia 40-an dan sekitar 15% wanita berusia 50-an mengalami kondisi ini secara teratur,” imbuh Mona.

BACA JUGA:  3 Cara Menggunakan Concealer untuk Tutup Noda Bekas Jerawat, Nih Ladies! 

Saat wanita mendekati berakhirnya siklus haid, hormon mulai bergeser. Transisi bertahap ini, yang mungkin memakan waktu bertahun-tahun, disebut perimenopause. 

“Tingkat estrogen turun selama masa ini, yang dapat menyebabkan serangkaian perubahan yang memengaruhi hampir setiap bagian tubuh, terutama kulit karena mengandung banyak reseptor estrogen,” papar Mona.

BACA JUGA:  Serum Skintific, Senjata Andalan Atasi Flek Hitam dan Bekas Jerawat

Hal ini menyebabkan kulit menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis saat kehilangan kolagen penahan kelembapannya. Bagi orang yang sudah berurusan dengan masalah kulit ini, transisi berakhirnya siklus haid dapat memperburuk masalah kulit.

Selama perimenopause, testosteron menurun lebih lambat dan bertahap dibandingkan estrogen. Kelebihan testosteron sementara ini dapat memicu banyak masalah termasuk kerontokan rambut, pertumbuhan rambut wajah, dan jerawat.

Moan menyarankan untuk mengobati jerawat ini bisa menggunakan pembersih wajah yang tepat. Pembersih yang baik idealnya adalah dengan bahan aktif yang tidak terlalu banyak.

“Bahan ampuh seperti Vitamin C seringkali dapat menyebabkan reaksi. Maka sebaiknya Anda mencoba pembersih dengan asam salisilat,” jelasnya.

Dengan kondisi masalah kulit apapun, cobalah untuk menjauh dari pelembab yang mengandung ceramide karena dapat memperburuk masalah. Sebaiknya mulai mencari pelembab dengan asam alfa hidroksi untuk meningkatkan pengelupasan kulit dan pergantian sel.

Krim retinoid topikal bisa menjadi pilihan yang sangat baik untuk mengobati jerawat dan juga akan membuat kulit bercahaya dan halus.

“Mereka bekerja pada tingkat sel untuk membantu memulai pergantian sel, mengurangi peradangan dan mengurangi produksi minyak,” tandas Moan Gohara.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co