GenPI.co - Mengasuh anak membawa cinta dan makna yang kuat ke dalam hidup kita. Saat anak-anak tumbuh, orang tua mungkin merasakan kehampaan dan nostalgia.
Perasaan ini datang dari cara mengasuh anak yang menghubungkan kita dengan kehidupan yang penuh tujuan dan penuh cinta.
Ada cara untuk mengembangkannya dalam keseharian kita, bahkan ketika anak-anak sudah dewasa.
Salah satu alasan mengapa kita merasa sedih melihat anak-anak kita bertumbuh adalah karena mereka menghubungkan kita dengan makna dan tujuan hidup yang lebih dalam. Tindakan mengasuh anak sejajar dengan beberapa praktik spiritual, seperti:
1. Hadir
Memiliki anak kecil membutuhkan banyak pengawasan, menghabiskan waktu berjam-jam di taman bermain, berdiri di museum anak-anak dan rumah bouncing.
Pada saat-saat menonton ini, satu-satunya hal yang diperlukan dari kita adalah berada di sana. Tidak ada usaha, tidak ada dorongan. Di saat-saat seperti itu, kehadiran kita saja sudah cukup.
2. Melepaskan
Setelah menghabiskan sebagian besar hidup kita untuk mencoba mengendalikan diri (misalnya penampilan, nilai, prestasi kerja), mengasuh anak membuang fokus pada diri sendiri.
Kita begitu terfokus pada hal-hal tersebut sehingga kita tidak begitu peduli dengan penampilan kita dan pendapat orang lain tentang kita. Selain itu, kita harus mengikuti arus temperamen dan minat anak kita.
Kita belajar untuk menghormati dan mengakomodasi perbedaan-perbedaan ini, membuka diri untuk menghormati dan menerima diri kita sendiri.
3. Koneksi yang dalam
Kasih sayang orang tua sangat mendalam. Hal ini menciptakan serangkaian perubahan di otak, mulai dari lonjakan oksitosin hingga aktivasi area otak yang terkait dengan pemahaman ekspresi wajah, pikiran, dan perasaan orang lain.
Perubahan otak ini terasa luar biasa, memotivasi kita untuk bertindak altruistik dan mengutamakan anak-anak kita. Mereka juga mengajari kita bagaimana rasanya melakukan pekerjaan yang dipenuhi cinta dan hubungan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News