GenPI.co - Di dunia di mana peran gender terus berkembang, mendefinisikan ulang dinamika pengasuhan anak menjadi lebih penting dibandingkan sebelumnya.
Seperti perubahan signifikan lainnya dalam hidup, menjadi Ayah bukanlah transformasi yang bisa dilakukan dalam semalam.
Menjadi Ayah adalah sebuah proses yang membutuhkan pelepasan peran tradisional dan penerapan pola asuh sebagai orang tua.
Berikut beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh seorang Ayah, dilansir Psychology Today.
Kurangnya Akses
Ayah sering kali mendapati diri mereka disisihkan dari jejaring sosial dan sumber informasi, terutama yang dirancang untuk para ibu, seperti grup ibu di Facebook.
Pengecualian ini dapat mengisolasi dan menghambat kemampuan para Ayah untuk mengakses informasi penting tentang pengasuhan anak.
Tidak Didiukung di Tempat Kerja
Ayah yang bekerja mungkin menghadapi penolakan dari manajemen senior yang memiliki keyakinan lama tentang peran gender.
Penolakan ini dapat bermanifestasi sebagai skeptisisme mengenai mengambil cuti untuk tanggung jawab mengasuh anak.
Hal itu melanggengkan status quo dan stereotip tentang hanya Ibu yang bisa mengasuh anak.
Stigma Budaya
Hubungan budaya antara maskulinitas dengan uang mendapat sorotan, yakni menekankan perlunya menantang konstruksi ini untuk mendorong perubahan.
Para Ayah perlu melihat diri sendiri sebagai pencari nafkah dan hal ini dapat bertentangan dengan cara mengasuh anak, terutama jika Ibu berpenghasilan lebih besar daripada Ayah. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News