GenPI.co - Mencoba mengatasi kesulitan bisa berarti menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang memberatkan.
Dalam upaya mengatasi pengalaman yang buruk, ada kalanya kamu menjadi terpaku pada kebiasaan yang bisa membebani dan terikat pada masa lalu.
Dilansir Psychology Today, berikut tiga beban berat yang layak dihilangkan dan diganti.
Mungkin tantangan sulit yang kamu hadapi mendorong untuk mengembangkan keterampilan baru, seperti mengetahui cara menghadapi orang sulit.
Mungkin penderitaan itu telah memberi kamu kejelasan tentang apa yang paling penting, dan rasa syukur atas hal-hal indah dalam hidup.
Prinsip kebahagiaan yang penting adalah melepaskan tuntutan kemarahan, ekspektasi, dan rasa berhak.
Sebaliknya, bersyukurlah atas segalanya, bahkan tantangan terbesar yang bisa menjadi guru terhebat.
Memaafkan berarti melepaskan amarah, kebencian, dan keinginan untuk menghukum orang yang telah menyakitimu.
Seseorang yang sangat terluka secara emosional atau fisik mungkin berpikir bahwa kesalahan tertentu tidak dapat dimaafkan.
Bisa juga memaafkan tidak akan mungkin terjadi sampai pelakunya dengan tulus meminta dan layak mendapatkan pengampunan.
Namun, memaafkan adalah pilihan pribadi yang dibuat terlepas dari pelaku atau pelanggarannya. Niat memaafkan bisa terbentuk kapan saja.
Dapat dimengerti bahwa rasa malu dapat membuat orang merasa tidak mampu dan tidak berharga.
Orang sering memberikan kompensasi yang berlebihan dengan berusaha menjadi begitu sempurna sehingga tidak ada yang bisa mengkritik atau menghakimi mereka.
Harapan untuk menjadi sempurna membuat seseorang sengsara karena tidak bisa dicapai.
Mengetahui bahwa setiap orang mempunyai kelemahan menempatkan kita semua pada posisi yang setara dan membantu kita untuk tidak terlalu khawatir terhadap penilaian buruk orang lain. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News