GenPI.co - Anak-anak membutuhkan keterampilan literasi digital ketika dihadapkan pada konten media yang menakutkan, seperti kondisi perang.
Media sosial menjadi pilihan anak-anak untuk mendapatkan berita tentang kejadian terkini, sehingga menempatkan mereka pada risiko misinformasi.
Meski orang tua benci untuk mengakuinya, bahkan anak-anak kecil pun melihat konten yang menakutkan di media sosial.
Anak-anak kecil tidak boleh menggunakan media sosial, tapi realitanya mereka menghadap media sosial sepanjang waktu.
Bahkan bagi remaja, konten kekerasan masih menyisakan banyak masalah, dan mereka tidak tahu ke mana harus pergi atau apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
Dilansir Psychology Today, berikut hal-hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak meningkatkan keterampilan literasi digital.
Lakukan percakapan yang terbuka, tenang, dan tidak menghakimi tentang konten media. Ini bukanlah hal yang bisa dilakukan satu kali saja.
Idealnya, ini adalah pertukaran yang berkelanjutan (dan sesuai usia) yang dimulai saat mereka pertama kali mendapatkan perangkat. Hal terburuk yang dapat orang tua lakukan adalah panik.
Fokus pada membangun ketahanan dengan menciptakan strategi pengaturan emosi. Jika anak-anak penasaran dengan konten perang, bicarakan tentang keterampilan pencarian dan kualitas sumber.
Persiapkan anak untuk mengantisipasi melihat hal-hal mengerikan sehingga mereka tidak terkejut.
Mintalah anak untuk berpendapat dari apa yang mereka lihat sehingga orang tua dapat mendiskusikannya dengan tenang.
Biarkan mereka bertanya dan mendapatkan informasi dari sumber terpercaya agar anak lebih memahami konteksnya.
Jelaskan bagaimana algoritme media sosial memengaruhi konten berita dan menyarankan opsi seperti menonaktifkan putar otomatis atau menetapkan batasan untuk menyaring konten ekstrem. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News