GenPI.co - Menyenangkan orang lain mungkin tidak terdengar seperti sifat negatif. Bukankah itu hanya bersikap terlalu baik?
Namun terapis memperingatkan bahwa orang yang suka menyenangkan orang lain dapat membahayakan kesehatan emosional dan mental.
Dilansir Daily Mail, hal ini bisa terjadi secara tidak sadar dan otomatis, sehingga mungkin tidak menyadari bahwa kamu adalah salah satunya.
Terapis BACP (British Association for Counseling and Psychotherapy), Dee Johnson mengatakan orang yang suka menyenangkan orang adalah orang yang baik hati dan suka memberi, jadi di permukaan hal ini tidak terlihat sebagai sifat perilaku yang bermasalah.
Hal ini dapat terlihat sebagai sikap yang manis dan murah hati.
Namun, menyenangkan orang lain sepanjang waktu harus dibayar mahal, biasanya pada diri sendiri.
Ada berbagai tipe orang yang menyenangkan. Umumnya dikenal sebagai orang yang selalu berkata "iya", sedangkan orang lain mungkin lebih bersifat "pengasuh", sibuk dengan kebutuhan orang lain dan ingin membantu.
"Dan seseorang yang lebih seperti bunglon, yang mengabaikan perasaannya sendiri untuk membantu," katanya.
Selain tanda-tanda umum yang selalu mengatakan "iya" terhadap ide, rencana, dan keinginan orang lain, banyak orang yang suka bersenang-senang "tidak pernah benar-benar menyuarakan kebutuhan atau idenya sendiri" baik itu di tempat kerja, rumah, teman atau dalam hubungan.
Mereka secara alami tidak tegas, akan tampil sebagai orang yang menyenangkan dan selalu "senang melakukan apa pun yang diinginkan orang lain", sering kali terlihat sebagai orang yang santai.
"Namun yang sebenarnya terjadi adalah mereka menyenangkan orang lain sebelum diri mereka sendiri dan karena itu melemahkan diri sendiri," tuturnya.
Bersikap bimbang secara kronis juga bisa menjadi tanda bahwa kamu tidak terbiasa mendengarkan keinginan dan kebutuhan sendiri, karena terlalu fokus pada orang lain. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News