GenPI.co - Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Neurologi Setyo Handryastuti membagikan tips menghadapi kejang pada anak.
Handryastuti mengatakan kejang pada anak tidak terlalu membahayakan, dengan catatan durasinya tak lebih dari 30 menit.
“Kejang selama lebih dari 30 menit itu membuat anak tidak bisa adaptasi. Namun kasus seperti ini, jarang,” katanya dikutip dari Antara, Sabtu (30/12).
Dia menyampaikan orang tua tidak perlu panik ketika menghadapi kejang pada anak. Dia menjelaskan ada penyebab yang menjadi pemicunya.
Sejumlah penyebab dari gejala kejang pada anak itu di antaranya demam, epilepsy, radang paru atau pneumonia, diare, hingga muntah.
“Penyebab lainnya bisa juga karena kekurangan cairan yang cukup berat, atau mengalami cedera pada kepala,” tuturnya.
Gejala kejang ini karena adanya gangguan pada fungsi otak yang sifatnya sementara. Kondisi kejang pun ada beberapa jenis, meliputi kejang separuh tubuh.
Lalu ada juga kejang seluruh tubuh, tubuh tidak merespons ketika ditepuk, jatuh tiba-tiba saat berdiri, kepala jatuh tiba-tiba saat duduk, dan lainnya.
Handryastuti memberikan saran supaya orang tua merekam peristiwa kejang pada anak tersebut. Kemudian hasil rekamannya diberikan ke dokter saat berobat.
“Cara ini supaya memudahkan dokter mendiagnosisnya, dengan begitu penanganan bisa menjadi akurat dan efisien,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News