GenPI.co - Orang tua sering kali menggunakan apa yang dianggap sebagai kebohongan demi kebaikan yang tidak berbahaya untuk melindungi anak dari kebenaran yang sulit atau untuk membuat situasi sulit tampak lebih sederhana.
Dilansir Times of India, para ahli memperingatkan, kebohongan yang tampaknya tidak berbahaya ini bisa berdampak jangka panjang pada pertumbuhan emosional dan psikologis anak.
Orang tua sangat dipercaya oleh anak-anak karena memandang orang tuanya sebagai pemberi pengetahuan dan arahan yang dapat dipercaya.
Seiring berjalannya waktu, kepercayaan ini mungkin dirusak oleh orang tua yang sering melakukan ketidakjujuran.
Nilai lebih harus diberikan untuk membangun landasan kepercayaan dengan anak-anak di usia muda.
Kebohongan yang terus-menerus dapat menggoyahkan landasan ini, menyebabkan masalah komunikasi dan hubungan yang tegang seiring bertambahnya usia anak.
Meskipun kebohongan kecil mungkin tidak berarti apa-apa, namun bisa berdampak besar pada cara seorang anak memandang dunia.
Orang tua perlu mewaspadai pesan-pesan yang disampaikannya karena kontradiksi tersebut berpotensi merusak pedoman moral anak.
Anak yang terpapar komunikasi terbuka dan jujur cenderung menunjukkan tingkat perilaku etis yang lebih tinggi. Yang lebih penting diberikan kepada orang tua yang memberi contoh kejujuran.
Dengan bersikap jujur terhadap tindakan dan keputusan, orang tua dapat menanamkan rasa integritas pada anak-anak mereka, sehingga menciptakan pendekatan yang sehat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News