GenPI.co - Ketua Satuan Tugas ASI IDAI dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto membagikan tips agar produksi air susu ibu terus bertambah pada saat awal menyusui bayi.
Naomi mengatakan produksi ASI ibu belum cukup banyak pada saat hari-hari pertama kelahiran bayi. Sebab pengeluarannya baru dimulai 30 hingga 50 jam seusai si kecil lahir.
“Pada hari ketiga kelahiran bayi, produksi ASI mulai cenderung banyak. Ibu tak perlu khawatir karena jumlahnya sesuai kebutuhan bayi,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (10/1).
Naomi mengungkapkan jumlah produksi ASI saat hari pertama dan kedua belum cukup banyak, bahkan bisa hanya 0,3 ml.
Dia menyarankan supaya ibu tetap menstimulasi dengan cara tetap menyusui bayi. Hal ini bertujuan agar hormon prolaktinnya meningkat supaya produksi ASI bertambah.
“Ibu bilang tidak ada ASI, itu keliru. Justru dengan sucking, meski 0,3 ml, itu sangat bermanfaat,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bayi baru mengalami kelaparan pada dua hari pertama sejak dilahirkan ke dunia.
Dia menyampaikan ketika kondisi bayi itu kelaparan maka akan secara kuat menyedit ASI, sehingga akan akan membuat produksi air susu ibu pun mencukupi.
“Tetapi ketika bayi sudah diberi susu formula, itu akan membuatnya kenyang. Bayi pun tidak menyedot dan produksi ASI menjadi sedikit,” ujarnya.
Piprim mengatakan bayi pada usia tiga hari pertama mempunyai Cadangan lemak cokelat yang diubah menjadi keton. Ini bermanfaat untuk bahan bakar pada otaknya.
“Lambung bayi pada usia tiga pertama itu juga masih kecil. Jadi kalau jumlah ASI ibu saat hari awal menyusui hanya 20 ml, itu cukup untuk bayi,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News