Lakukan Percobaan, Peneliti Ungkap Dampak Psikologis dari Berbohong

15 Januari 2024 19:15

GenPI.co - Para peneliti dari Universitas Twente di Belanda melakukan percobaan untuk mengevaluasi dampak psikologis dari berbohong.

Salah satunya, mereka meminta 285 sukarelawan berusia 18-75 tahun untuk mencatat semua kebohongan mereka selama sehari.

Dilansir Daily Mail, peneliti menemukan bahwa 22 persen peserta melakukan kebohongan yang egois, sebagian besar untuk membesar-besarkan keberhasilan atau prestasi.

BACA JUGA:  5 Hal Dapat Menghancurkan Hubungan Asmara Tanpa Kamu Sadari

Sebagian besar sampel mengatakan mereka tidak berbohong, 70 persen.

Sementara itu, sebagian kecil, hanya 8 persen, mengaku berbohong terkait orang lain, biasanya untuk melindungi perasaan orang lain.

BACA JUGA:  Jangan Bingung, Ini 3 Cara untuk Menyudahi Hubungan Asmara

Dalam eksperimen lainnya, para sukarelawan harus mengatakan bagaimana mereka akan menjawab serangkaian pertanyaan sulit yang sering dibohongi oleh orang-orang.

Seperti usia, dan apakah mereka menyukai hadiah yang dibelikan temannya padahal tidak menyukainya.

BACA JUGA:  Dampak Buruk Seusai Membohongi Wanita dalam Hubungan Asmara

Para peserta harus mengatakan apakah mereka berbohong atau mengatakan yang sebenarnya.

Harga diri, kegugupan, penyesalan, ketidaknyamanan, dan ketidakbahagiaan partisipan kemudian diukur menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46 persen relawan mengaku berbohong dalam situasi di atas.

Penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Social Psychology menemukan bahwa mereka yang berbohong memiliki harga diri yang jauh lebih rendah dan perasaan yang lebih negatif dibandingkan mereka yang mengatakan kebenaran.

Pada percobaan berikutnya, para sukarelawan harus mengungkapkan situasi di mana mereka berbohong atau memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya.

Para peneliti memantau emosi negatif dan positif ketika mereka berbicara tentang peristiwa tersebut.

Hasilnya sama: peserta yang mengingat skenario di mana mereka berbohong memiliki harga diri yang lebih rendah dan emosi positif yang lebih sedikit dibandingkan mereka yang mengingat skenario yang mengatakan kebenaran.

Pada tes terakhir, peserta melacak kebiasaan berbohong dan harga diri mereka selama lima hari. 

Sekitar 22 persen orang melaporkan bahwa mereka berbohong setiap hari, sementara 19 persen mengatakan mereka tidak berbohong sama sekali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang berbohong, harga dirinya lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berbohong umumnya tidak memiliki harga diri yang rendah, namun tindakan berbohong menurunkan harga diri. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co