GenPI.co - Pemerhati Tumbuh Kembang Anak Tante Mobi menyebut tanda-tanda keterlambatan pencapaian perkembangan (red flag) pada anak dapat diklasifikasikan dalam kategori usia.
Pada usia 0-2 tahun berupa keterlambatan gerakan asimetris dan fisik terlihat terkulai (low muscle tone).
Pada anak usia pra-sekolah berupa keterlambatan bicara, jalan jinjit, hingga regulasiemosi yang buruk.
“Pada usia sekolah red flag terlihat seperti kesulitan belajar, hiperaktifitas, inatensi, impulsivitas, regulasi emosi masih belum baik, kemampuan sosial kurang baik, masih mengompol,” ungkap salah satu partner di MS School itu.
Namun, orang tua tak perlu khawatir. Sebab, pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas bisa dilakukan untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.
MS School sebagai tempat praktik psikologi untuk anak dan orang dewasa secara khusus membantu orang tua untuk mengatasi masalah tumbuh kembang pada anak.
MS School berfokus pada terapi berbasis neurologis, dimulai dari memperbaiki refleks awal, masalah sensorik dan keseimbangan otak kiri dan kanan.
Memperbaiki refleks awal penting karena mereka berperan dalampengembangan dasar kemampuan kognitif, motorik, dan adaptif seseorang.
“Keseimbangan otak kiri dan kanan juga penting karena mereka bertanggung jawab atas berbagai fungsi otak, termasuk pemrosesan informasi, pemecahan masalah, dan kreativitas,” papar Tante Mobi.
Layanan MS School memfokuskan pada penggalian akar masalah dan menyusun ulang fondasi dasar yang dibutuhkan dalam tumbuh kembang.
Bentuk terapi di MS School meliputi primitive reflexes & sensory therapy, brain balance therapy, speech therapy, occupational therapy, physiotherapy, play therapy, dan educational therapy.
Program terbaru MS Wellbeing Center saat ini ialah kelas persiapan pernikahan dan peer counseling untuk remaja.
Persiapan pra-nikah membantu pasangan dalam keterampilan, pengetahuan, dan membangun pondasi yang kuat bagi hubungan mereka.
“Peer counseling membantu remaja untuk memberikandukungan, pemahaman, dan bimbingan kepada temansebaya mereka, yang mengembangkan rasa kebersamaan, empati, dan kesejahteraan mental,” jelas Rosdiana Setyaningrum, Psikolog Klinis. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News