Permainan Tradisional Kembali Eksis di Festival Bermain Anak

29 September 2018 23:57

Di jaman now ini, hampir semua orang tidak bisa terlepas dari gawai. Jangankan orang tua, anak kecil atau balita saja bahkan hampir sebagian besar sudah memegang alat elektronik itu. Tak sedikit juga yang akhirnya kecanduan.

Kasus banyaknya anak kecil atau balita yang bermain gawai sejak dini, mempengaruhi budaya bermain anak secara aktif di masyarakat. Hal itu juga berdampak pada berkurangnya minat anak pada permainan tradisional tempo dulu yang melibatkan fisik, adu ketangkasan, dan juga merangsang syaraf motorik serta inisiatif anak. Fenomena  itu menimbulkan rasa peduli suatu komunitas yang bernama PlayPlus Indonesia dengan mengadakan Festival Bermain Anak 2018.

Ada beragam kegiatan seru dan menarik yang bisa diikuti dalam Festival Bermain Anak 2018. Permainan yang ada juga tidak hanya bisa dinikmati oleh anak-anak, namun remaja dan dewasa pun bisa ikut bermain. Salah satu spot yang menarik di acara ini, adanya pameran permainan tradisional yang mewakili daerah-daerah di Indonesia.

Dari  daerah Sumatera ada permainan Cato Rimueang, Enggrang Bambu dan Ula. Beberapa permainan lain di Indonesia juga ditampilkan. Selanjutnya, ada acara hiburan di panggung utama yang terletak di hall kampus Lantai 3. Suguhannya antara lain operet dolan, pertunjukan gasing, sulap, magic science, dan tari. Dan ada juga lomba mewarnai untuk anak-anak usia 7 tahun. Pengunjung pun sangat antusias dengan adanya Festival Bermain Anak ini.

“Tadi abis main Cato dari Sumatera, aku juga bikin kamera dilukis terus bisa aku bawa pulang” ujar Asila salah satu anak-anak yang ikut meramaikan festival ini“

Acara ini juga disambut positif oleh para orangtua yang datang bersama dengan anak mereka.

"Saya berterimakasih, acara ini membuat anak saya mengenal berbagai jenis permainan Tradisional” ujar Fatma selaku orang tua anak.

FestivalTaman Bermain Anak 2018 dihadiri sekitar 800 peserta dari berbagai usia , latar belakang, juga profesi. Festival ini diselenggarakan dengan tujuan mengenalkan kembali macam-macam permainan tradisional khususnya ke anak-anak generasi millenial.

"Melalui acara ini, komunitas PlayPlus Indonesia berharap dapat mengenalkan kembali jenis-jenis permainan tradisional anak dan mengajarkan cara memainkannya. Disamping itu, komunitas PlayPlus Indonesia juga ingin mempromosikan nilai-nilai pendidikan dan filosofi yang terkandung dalam setiap jenis permainan tradisional kepada para orang tua, anak-anak, guru serta masyarakat umum,” ujar ketua pelaksana Festival Bermain Anak 2018, Sarita Desyyana Pratiwi.

Berawal dari sebuah kompetisi proyek sosial, Komunitas PlayPlus Indonesia terbentuk pada tahun 2013 yang diinisiasi oleh sekelompok pertukaran pelajar IELSP (Indonesia English Language Study Program). Melalui kompetisi AEIF (Alumni Engagement and Innovation Found) 2013 yang diselenggarakan oleh U.S Departmen of State, komunitas ini terpilih dan berhasil menjadi salah satu pemenang dan mendapatkan dana hibah untuk proyek di social pelestarian permainan tradisional anak Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fini Auliany Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co