GenPI.co - Kekerasan emosional bisa sangat merusak, karena sering kali dampaknya tidak langsung terlihat dan dapat berlangsung lama.
Kekerasan emosional akan mempengaruhi harga diri, kesehatan mental, dan hubungan anak dengan orang tua di masa depan.
Dilansir Marriage, berikut tanda kekerasan emosional pada anak yang perlu disadari orang tua.
Manipulasi melibatkan penggunaan emosi, keinginan, atau ketakutan anak untuk mengendalikan tindakan atau keputusan.
Orang tua yang melakukan kekerasan emosional mungkin mengancam akan mencabut dukungan jika anak tidak patuh.
Perilaku manipulatif ini dapat berdampak serius pada kemampuan anak untuk membuat keputusan dan dapat menumbuhkan rasa tidak berdaya.
Ketika aturan dan harapan berubah secara tak terduga, anak berada dalam keadaan ketidakpastian dan kecemasan.
Anak tidak pernah tahu perilaku mana yang akan memicu hukuman atau dukungan.
Ketidakkonsistenan orang tua dapat menjadi bentuk pelecehan emosional, karena membuat anak terus-menerus dalam keadaan stres.
Anak selalu mencoba menyesuaikan diri dengan harapan orang tuanya yang terus berubah.
Hal itu merusak rasa aman anak dan dapat menyebabkan masalah jangka panjang berupa kecemasan dan kurangnya rasa percaya diri.
Menetapkan harapan yang tidak realistis terhadap perilaku, kinerja, atau prestasi anak merupakan bentuk lain dari kekerasan emosional.
Tuntutan ini sering kali mengabaikan usia, kemampuan, dan minat anak.
Tuntutan ini hanya berfokus pada kebutuhan atau keinginan orang tua.
Kegagalan memenuhi tuntutan ini biasanya ditanggapi dengan kritik, hukuman, atau kekecewaan, yang menyebabkan anak merasa tidak mampu dan tidak berharga.
Tekanan ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan dapat merusak harga diri serta motivasi anak. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News