GenPI.co - Salah satu destinasi menarik yang bisa dikunjungi saat ke Palembang adalah kampung Al Munawar. Kampung di tepi sungai Musi ini dihuni oleh keturunan imigran Yaman, yang sudah ada sejak masa Kesultanan Palembang Darussalam ratusan tahun lalu.
Masyarakat di kampung tersebut bertumbuh berdampingan dengan warga lokal Palembang. Hanya saja tradisi yang mereka pegang teguh masih menganut tradisi dan sistem kekerabatan.
BACA JUGA: Bukit Siguntang Palembang, Petilasan Pendiri Kota Melaka
Bahkan yang menarik adalah tradisi pernikahan di sana. Mereka menikah sesuai garis keturunan mereka. Hal ini dilakukan untuk menjaga silsilah keluarga mereka agar tidak hilang.
"Ya benar, sistem pernikahan di sini diharapkan sesuai dengan garis keturunan, tapi kembali lagi yang namanya jodoh itu tetap rahasia Tuhan," Ujar Ahmad, penamggung jawab kampung Al Munawar, Sabtu (23/11) saat ditemui Genpi.co di kampung Al Munawar.
Ia pun menjelaskan bahwa ada sebuah tekanan sosial dari warga kampung lain jika salah seorang warganya menikah dengan orang yang berbeda garis keturunan.
Ahmad mengatakan, pernikahan harus berdasarkan garis keturunan tersebut berlaku kepada para gadis di kampung mereka. Penghuni kampung itu menganut sistem patrilinear, yakni garis keturunan ditentukan dari pihak laki-laki.
BACA JUGA: Usai Bilang Hoax, Syed Saddiq Minta Maaf Atas Pemukulan Suporter
Jadi buat kamu yang sedang menaksir salah satu dari gadis-gadis berdarah timur tengah itu, tak usah mimpi. Adat setempat memang tak membolehkan mreka untuk mengambil pria dari luar kampung.
"Kami sebagai orang tua maunya begitu, tapi biasanya dari orangnya sendiri yang suka merasa malu kalau menikah di luar garis keturunan," lanjutnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News