Sahabat, Kau Pergi Begitu Saja Setelah Meniduriku?

30 Januari 2020 06:52

GenPI.co - Mencintai sahabat sendiri sering kali dianggap sesuatu yang kurang bijak. Namun hal ini benar-benar terjadi padaku. Entah sejak kapan rasa ini mulai muncul.  Yang jelas, hubungan perteman kami sudah lebih dari sekedar sahabat.

Aku dan Totok sudah lama berteman. Di mana ada Totok di situ pasti ada aku. Bahkan hobi kami pun sama, yakni sama-sama traveling. Kami pun sering melakukan perjalanan berdua.

BACA JUGA: Donny, Aku Nggak Kuat LDR! Penginnya Dibelai Terus

Apa yang Totok inginkan, jarang sekali aku bilang tidak. Bahkan untuk hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh dua orang yang hanya bersahabat.  

Begitu juga, bidang kerja kami pun saling berkaitan. Sebagai pekerja freelance kami memiliki banyak waktu untuk bersama. Hingga suatu saat seorang  klien mengira kami adalah pasangan suami isteri.

"Kalian ini suami isteri? Kompak banget, chemistry-nya dapat, gitu," ujar pak Darto, sang  klien yang suatu waktu meeting dengan kami  di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.

"Bener kan kalian ini pasangan?" tanya pak Darto meyakinkan.

"Hemmmp, kami sahabatan," Jawab Totok.

Tentu ini bukanlah sebuah jawaban yang ingin aku dengar dari mulut Totok.

Aku punya teman lain bernama Vero. Ia selalu gemas melihatku dengan Totok. Terlebih karena ia tahu aku mengharap sesuatu yang lain dari Totok.

"Udahlah Mel, mending kamu sudahi saja hubungan pertemanan ato apalah itu dengan Totok. Daripada kamu sakit hati karena terus berharap dengan dia," ujar Vero yang tak pernah lelah menasihatiku.

Seperti kali ini, saat aku langsung ke rumahnya usai meeting dengan Pak Darto. Aku mengmabil waktu untuk pergi ke rumah Veri untuk menceritakan padanya keresahanku. Sebuah cerita yang terus berulang-ulang.

"Bosan gue denger lu curhat tentang Totok, saran gue selalu mental," tukas Vero.

BACA JUGA: Terjebak Cinta Gadis Belia Bertubuh Molek di Kantorku

Perasaanku pada Totok bukan tumbuh kemarin sore. Aku mencintai sahabatku itu sudah bertahun-tahun lamanya dan terus berupaya memendamnnya. Hanya Vero, teman curhatku yang tahu rahasia ini.

Aku takut mengungkapkan perasaanku pada Totok. Aku taku ia meninggalkanku lantaran diriku berharap sesuatu yang lebih.

Namun, mungkin Totok tahu kalau aku mencintainya. Sebab, sudah berapa kali aku menunjukkan gelagat itu padanya. Salah satunya saat kami  sama-sama melakukan tugas berdua di luar kota.

Sebuah drama besar menghiasi perjalanan kami. Aku cemburu berat kepada Totok yang terlihat dekat dengan seorang cewek, kenalan barunya di kota itu. Bahkan sesekali dia meninggalkan aku sendirian di hotel hanya untuk bertemu dengan wanita itu.

Jengkel rasanya, ingin aku marah tapi aku tak bisa.

Hingga suatu malam, kemarahanku tak tertahankan. Aku pergi dari hotel dan ia mencariku. Totok menemukanku menyendiri di sebuah café  dengan sebotol bir di tangan.

“Pulang sekarang!” Matanya menyorot dengan tajam

Aku kaget bagaimana ia bisa menemukanku. Da, di situlah dia berdiri sambil bercakak pinggang menahan amarah.

"Melly, jangan bersikap seperti anak kecil, ayo kita pulang, tapi kalau kamu tidak mau, terserah," ujar Totok, nadanya merendah, tubuhnya condong ke arahku, lalu berbalik pergi.  Aku tahu dia masih marah. Kemudian dia berlalu.

Aku pun berdiri dan berjalan mengikutinya. Air mataku mengalir deras tanpa aku sadari. Sikapnya berubah menjadi dingin dan aku tidak tahu cara mencairkannya.

BACA JUGA: Cinta Mereka Kandas di Terminal Bandara

Malam itu di kamar, aku hanya bisa menangis sesenggukan hingga pagi. Padahal saat datang ke kota itu, ia bersikap begitu manis padaku.

Bahkan saat di hotel, ia lebih banyak menghabiskan waktu di kamarku. Kami duduk berdua begitu eratnya hingga sesuatu terjadi.

Aku rela memberikan sesuatu yang berharga yang kumiliki karena aku mencintainya. Aku lupa kalau aku dan Totok hanya bersahabat. Belaiannya yang lembut memabukkanku sehingga aku mau saja diapakan.

Namun semua berubah begitu cepat. Pertama kali aku merasakan keindahan dirinya, lalu sekejap lenyap tak berbekas. Semua karena wanita yang baru ia kenal itu.

Hal terlarang yang kami lakukan di kamar hotel menutup pertemananku dengan Totok. Ia pergi bersama orang lain, meninggalkan diriku yang menghadapi hari-hari kelam sepanjang hidup.

Sialan kamu Totok!(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co