Donny, Aku Nggak Kuat LDR! Penginnya Dibelai Terus

30 Januari 2020 08:00

GenPI.co - Long distance relationship alias LDR benar-benar tak mengasyikkan. Apa lagi buat perempuan seperti aku yang inginnya bermanja-manjaan terus dengan kekasih. Penginnya dibelai, disayang-sayang, dibikin terbang ke langit.

Sayangnya itu nggak terjadi sama aku.  Pacarku Donny tinggal ratusan kilometer jaraknya dariku. Aku jadian waktu semester terakhir kuliah. Walaupun kita pertama kali ketemu di kampus, Donny bukan temen satu kampusku.

Donny itu mahasiswa dari Universitas Brawijaya, Malang. Kita ketemu saat ada acara seni di kampusku. Donny jadi salah satu peserta di acara itu.

Dari pertemuan di acara seni, hubungan kita lanjut lebih intens. Setelah Donny balik ke Malang, kami  makin sering berkomunikasi lewat aplikasi perpesanan.  Akhirnya kami jadian tapi LDR-an. Aku tinggal di Jakarta sementara Donny di Malang.

BACA JUGASahabat, Kau Pergi Begitu Saja Setelah Meniduriku?

LDR itu manis awalnya saja. Meskipun Donny selalu kasih kabar lewat chat atau video call, tapi bagiku tetap saja kurang. Buat aku, hubungan percintaan tak sekadar intens komunikasi saja, namun secara fisik juga dekat.

Aku butuh bahu untuk bersandar kala sedang galau, Aku ingin ada tangan yang mendekap dan memberikan rasa nyaman. Tapi Donny, aku hanya bisa melihatnya dari balik layar 5 inchi.

Sebenarnya, Donny beberapa kali menyempatkan diri untuk main ke Jakarta. Walaupun cuma nginap sehari, dia selalu usaha untuk bisa datang ke Jakarta paling enggak dua kali seminggu.

Selama di Jakarta, dia bakalan seharian ngajak aku jalan atau nemenin aku kerja. Pokoknya, dia bener-bener ngeluangin waktunya di Jakarta cuma buat aku.

Hubungan pacaran jarak jauh itu bertahan terush sampai kami berdia sama-sama lulus kuliah. Aku bekerja sebagai marketing di sebuah start-up. Sementara Donnny tidak merantau ke Jakarta, sebab ia meneruskan usaha travel ayahnya. Uh!

Di kantor, aku menemukan sosok lain. Namanya Rico. Dia lebih senior dan sudah pengalaman di bidang marketing. Aku pun banyak belajar sama dia.

Di kantor, aku selalu kerja bareng sama Rico. Bahkan, kita sering ditugasin ke luar kota bareng. Sampai akhirnya, kita berdua ditugasin untuk ketemu klien di Malang.

BACA JUGA: Terbelenggu dalam Cinta dan Amarah Kakak Kelasku

Awalnya, kupikir ini bisa jadi kesempatan bagus untuk ketemu sama Donny dan keluarganya. Aku pun langsung kasih kabar gembira ini ke Donny.

Donny senang bukan kepalang saat  tahu aku bakalan datang ke Malang. Walaupun cuma tiga hari dan itu untuk pekerjaan, Donny sudah merancang rencana untuk mengajak aku ke beberapa tempat, termasuk main ke rumahnya dan kenalan sama orang tuanya.

Donny juga tahu kala aku bakalan ke Malang berdua sama temen kantorku, Rico. Donny juga tahu kalau aku dan Rico cukup dekat. Hebatnya, dia sama sekali nggak pernah cemburu.

Pada Senin pagi, aku sama Rico sampai di Malang. Kami dijemput sama klien dan langsung berkutat beberapa pekerjaan. Sorenya, aku pun ketemuan sama Donny. Sementara Rico pergi sama temannya yang tinggal di Malang.

Di hari pertama, Donny langsung ngajak aku ke rumahnya. Aku pun dikenalkan sama orang tua dan kakaknya. Malamnya, kamu nongkrong di cafe yang ada di dekat kampusnya Donny.

Di café, Donny pun bilang kalau dia sudah merencanakan untuk ngenalin aku ke teman-temannya. Besok sore, dia jemput aku dan pergi sama teman-temannya.

Hari kedua, aku kembali kerja dan ketemu sama klien lainnya. Di sela pekerjaan, Rico pun menanyakan tentang Donny.

“Kemarin diajak kemana sama cowok lo?”

“Ke rumahnya, sama ke café deket kampusnya,” jawabku.

“Hari ini ketemu Donny lagi?”

“Nggak tahu sih, dia juga lagi ada kerjaan.”

BACA JUGA: Terjebak Cinta Gadis Belia Bertubuh Molek di Kantorku

Entah kenapa aku mengatakan hal itu kepada Rico. Padahal sebenarnya, hampir pasti aku ketemu sama Donny dan teman-temannya.

Seketika aku mulai merasa bahwa aku lebih nyaman berada di samping Rico. Dia lebih nyata dari Donny, lebih mungkin dicapai. Bukan sekadar lewat layat ponsel dan hanya sekali dua kali bertemu langsung.

Rico memberiku kenyamanan. Padahal kami hanya teman kerja dan berkomunikasi terkait pekerjaan Tapi tetap saja.

“Mau nggak ntar malem kita jalan, cari tempat makan enak,” tawar Rico

Duk, seketika seperti sebuah arus listrik menyegatku. Aku kaget sebentar, namun masih bisa mmenguasai diri.

“Boleh, googling dulu tempatnya biar ntar gak bingung,” jawabnya

Jujur, aku senang sekali Rico mengajak jalan. Namun aku juga bingung mesti bilang apa ke Donny. Dia pasti sedih banget, kalo aku membatalkan janji buat kenalan sama teman-temannya. Soalnya, Donny udah merencanakan ini sejak lama.

Tapi apa daya. Aku tak mau melewatkan kesempatan buat pergi sama Rico. Aku pun langsung menghubungi Donny dan bilang kalo aku masih ada pekrjaan sampai malam.

Dari suaranya, aku bisa dengar nada kecewa dari Donny. Tapi, Donny memang pacar yang selalu pengertian dan tak pernah marah sama aku. Ahasil, malam itu aku pergi berdua sama Rico.

Di hari ketiga, aku berniat untuk menebus dosaku kepada Donny, dengan ngajak dia pergi nonton. Donny pun tampaknya senang dan bilang kalau dia akan jemput aku di hotel setelah aku kerja.

Tapi, di luar dugaanku, ternyata klien kami mengajak makan malam bersama. Aku pun tak bisa menolak, karena Rico bilang kita harus ikut mereka.

Lagi-lagi aku mengecewakan Donny. Mungkin aku kualat, karena kemarin berbohong sama dia.

Akhirnya, aku tidak jadi bertemu Donny. Aku juga tidak sempat membeli oleh-oleh, karena jadwalku cukup padat dan aku harus kembali ke Jakarta pagi-pagi.

Aku pun hanya mengucapkan salam perpisahan kepada Donny lewat telpon. Tapi, Donny tampaknya tak rela melewatkan kesempatan untuk bertemu. Dia pun mengatakan bahwa dirinya akan menemuiku di bandara sebelum aku pulang.

BACA JUGA: Cinta Mereka Kandas di Terminal Bandara

Di bandara, Donny pun menemuiku. Dia tampak membawa banyak belanjaan, ternyata itu oleh-oleh untukku.

“Kamu kan nggak sempat beli oleh-oleh,jadi ini aku saja yang belikan.”

Aku pun merasa tidak enak hati. Setelah beberapa kali aku kecewakan, Donny tetap baik dan bersikap manis kepadaku.

Tapi perlakuan baik Donny ternyata tidak cukup untuk membuatku setia kepadanya. Aku justru semakin dekat dengan Rico. Bahkan, Rico sering memberikan tanda-tanda bahwa dia menyukaiku dan ingin agar aku putus dari Donny.

Aku pun sering pergi berdua dengan Rico tanpa memberi tahu Donny. Kepadanya aku selalu berkilah  pergi bersama teman atau sama keluarga.

Hingga akhirnya, aku benar-benar memutuskan untuk jadian sama Rico. Aku pun minta putus dengan Donny, dengan alasan tidak kuat menjalani LDR.

Tentu saja, Donny tidak begitu saja mau putus denganku. Dia menangis dan bilang kalau dia akan mencari pekerjaan di Jakarta. Tapi aku tidak mau, karena aku mau pacaran sama Rico.

Donny pun mendatangiku ke Jakarta, khusus untuk membicarakan soal kelanjutan hubungan kita. Aku yakinkan dia, bahwa aku sudah benar-benar tidak kuat menjalani hubungan jarak jauh.

Akhirnya, Donny pun menyerah. Dia kembali ke Malang dengan status barunya sebagai jomlo. Dan aku pun sekarang bahagia bersama Rico. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co