Ayah dan Bunda, Kalau Anak Sering Dimarahi Dampaknya Akan Begini

04 Februari 2020 15:04

GenPI.co - Catatan untuk Ayah dan Bunda. Jangan sering-sering marahi anak. Keseringan memarahi anak akan membuat psikisnya sakit.

Adalah tidak wajar apabila marah diekspresikan dengan cara yang berujung pada tindakan fisik seperti mencubit, memukul, menendang, dan tindakan negatif lainnya.

Dilansir dari buku Don't Be Angry Mom karya Dr. Nurul Afifah, terdapat 6 dampak negatif bagi psikis anak yang sering dimarahi orangtuanya.

BACA JUGA: Bunda, Jangan Ucapkan 5 Perkataan Ini pada Anak ya

1. Memiliki kepribadian yang tertutup

Anak yang terbiasa menjadi sasaran kemarahan orangtuanya akan menjadi pribadi yang lebih tertutup. Ia mungkin memikirkan banyak hal ajaib di kepalanya, namun sang anak enggan untuk bercerita dan lebih memilih memendamnya sendiri karena ia takut disalahkan. 

Maka jangan heran jika melihat sang buah hati cenderung menarik diri dari lingkungannya dan menjadi anak yang anti sosial.

2. Menurunnya kepercayaan diri anak

Buah hati cenderung tumbuh menjadi anak yang penakut? Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah kemarahan orangtua yang tak kunjung berakhir setiap harinya. 

Sang anak merasa pendapatnya selama ini kurang dihargai karena selalu salah di mata orangtuanya.

Anak akan minder, sehingga kurangnya keinginan anak untuk berinisiatif melakukan sesuatu karena selalu takut melakukan kesalahan, terutama pada saat ingin mencoba hal-hal baru dalam hidupnya.

3. Menurunnya prestasi belajar anak

Prestasi anak menurun? jangan langsung men-judge si kecil malas belajar. Coba tanyakan kembali padanya apakah ia merasa keberatan dengan berbagai tuntutan prestasi yang dibebankan padanya? 

BACA JUGA: Anak Ogah Buah? Bunda Bisa Siasati dengan Permen Buah Krispi

Ketidakpercayaan diri, suasana hati yang selalu murung serta stres yang ia rasakan akan membuatnya sulit berkonsentrasi. 

4. Depresi

Ketika anak selalu merasa dimarahi dan disalahkan oleh orangtuanya, ia cenderung menyimpan kesedihannya sendiri. Anak akan merasa stres, dan memiliki tingkat kecemasan berlebih sehingga ia mudah panik.

Si kecil merasa orangtua yang seharusnya menjadi sosok pembimbing, dapat mengayomi dan menjadi sahabat baginya baik dalam keadaan senang, maupun ketika dunia sedang tidak bersahabat dengannya. 

Namun saat yang didapatkan anak justru sebaliknya, ia akan merasa tidak dicintai. Sehingga akan terasa sangat sulit baginya untuk menjalani hidup.

5. Anak cenderung menjadi pemarah

Jika sang buah hati memiliki kepribadian yang mudah marah, jangan langsung menghakiminya, karena setiap anak itu spesial. Cobalah introspeksi diri. Jangan-jangan karakter tersebut terbentuk karena rantai amarah yang belum putus.

6. Kepercayaan pada orangtua berkurang

Terlalu sering dimarahi membuat anak malas untuk mendengar hal-hal yang diucapkan orangtuanya sekalipun itu adalah hal yang baik. Hal tersebut terjadi karena kepecayaannya pada orangtuanya telah berkurang. Anak merasa tidak nyaman saat diajak bicara oleh orangtuanya sendiri. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co