GenPI.co - Mengasuh anak memang tidak semudah yang dibayangkan. Mereka terkadang berperilaku nakan sehingga membuat kita kehilangan kontrol emosi kita.
Marah terhadap anak adalah hal yang baik. Hal itu membuat mereka menjadi disiplin dan berperilaku baik. Namun begitu, bunda perlu mengetahui batasan. Jangan sampai emosi menguasai hati sehingga membuatmu mengatakan hal-hal yang akan menimbulkan luka pada anak.
Berikut adalah beberapa kalimat yang tidak boleh dikatakan kepada anak. Atau, mereka akan terluka dan membawa rasa sakit hati hingga dewasa:
BACA JUGA: Anak Akan Tumbuh Jadi Orang Jujur dan Baik Hati Jika…
Kenapa kamu selalu nakal?
Ini adalah kalimat yang menggambarkan kritik umum terhadap anak, bukan hanya kritik terhadap perilakunya. Kalimat ini menunjukkan bahwa bunda tidak menyukai segala sesuatu tentang dirinya.
Alih, alih mengatakan itu, bunda bisa mengganti dengan: "Kamu biasanya berperilaku baik, jadi aku sangat terkejut kamu melakukan itu."
Bunda mulai dengan menekankan bahwa Anda merasa positif terhadap anak Anda yang berusia empat tahun secara umum, dia lebih cenderung untuk mendengarkan teguran yang mengikuti di bagian kedua dari komentarmu.
Bunda nggak sayang kamu lagi!
Kalimat ini tidak akan membuat anak berperilaku baik, namun hanya membuatnya merasa tidak aman lagi dalam hidup. Mereka seketika merasa cemas karena berpikir jika orang tuanya benar-benar tidak menyayanginya lagi.
Daripada bilang begitum ada baiknya mengatakan: “Bunda sangat sayang kamu, tapi perbuatanmu itu salah!”
Dia harus belajar bahwa meskipun bunda menyayanginya, namun bisa juga kecewa pada perbuatannya di waktu yang sama. Sebab, anak yang secara emosi merasa aman bisa merespon secara positif semua teguran yang diberikan.
Bunda bakal panggil polisi biar kamu ditangkap!
Ini adalah bentuk ancaman yang kosong yang bikin anak tidak memedulikannya. Sebab mereka tahu, polisi tidak akan menangkap anak yang tak menghabiskan makan malamnya.
Lebih baik mengatakan: “ Jika kamu nggak menghabiskan makan malammu, kamu nggak boleh nonton kartun kesayanganmu hari ini!”
Dia harus tahu bahwa selalu ada konsekuensi dari segala tindakan buruk yang ia lakukan.
BACA JUGA: Tak Perlu ke Dokter, Atasi Diare pada Anak dengan Bahan Alami
Kenapa kamu nggak bisa jadi baik sama saudaramu?
Membanding-bandingkan sesama saudara hanya akan meninggalkan sakit hati. Hal ini lebih mungkin untuk membangun kebenciannya terhadap saudara tanpa benar-benar memperbaiki perilakunya sama sekali.
Alih-alih membandingkan, katakan dengan lembut; “Kita akan bergembira bersama jika kamu bisa berperilaku dengan baik.”
Berikan alasan positif untuk mengubah perilakunya dan ingatkan bahwa tindakannya memengaruhi semua orang di keluarga.
Tunggu sampai bunda beritahu ayah!
Kalimat ini hanya membuat sang anak takut pada ayahnya, menganggap ayah adalah sosok penghukum yang tak kenal ampun. Bagimanapun, jika bunda harus menunggu seharian hingga ayah pulang kerja, sang anak mungkin sudah lupa kesalahannya.
Sebaiknya berikan konsekuensi pada saat yang sama ia berlaku tidak baik. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News