Lima Tahun Kesepian, Kujemput Jodoh dari Aplikasi Kencan Online

19 Maret 2020 13:10

GenPI.co - Jodoh itu tidak datang sendiri. Mereka harus “dijemput” dengan berbagai usaha yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkannya. Jika kamu hanya berdiam diri, jangan harap kamu bisa menemukan jodohmu dengan cepat.

Awalnya kupikir jodoh itu tidak akan kemana-mana. Tapi setelah umurku 29 tahun dan aku masih sendiri, aku mulai resah. Teman-temanku sudah menikah semuanya. Bahkan, sudah ada yang punya anak.

Walaupun sebenarnya gelisah, tapi aku mencoba untuk tenang dan santai. Sering sekali terbesit di pikiranku, memangnya apa yang kurang dari aku? Sepertinya penampilanku tidak terlalu buruk. Aku juga sudah mapan dalam hal keuangan. Tapi kenapa belum ada yang mau menikahiku?

Orang tuaku sudah berkali-kali bertanya-tanya kapan aku akan menikah. Maklum, aku anak bungsu dan kedua kakakku sudah hidup bahagia bersama keluarganya masing-masing. Mungkin, orang tuaku sudah ingin cepat-cepat menyelesaikan tanggung jawabnya kepadaku.

Aku sebenarnya mau dan sudah siap menikah. Tapi kalau jodohnya belum ada, aku harus bagaimana?

Aku sudah berusaha mencari dari lingkungan sekitarku seperti teman kantor, teman kuliah, tetangga, hingga teman di tempat fitness. Semuanya sepertinya hanya cocok jadi teman.

Terakhir kali aku pacaran adalah 4 tahun yang lalu. Kami terpaksa putus karena berbeda agama. Jadi, itu adalah hubungan yang memang sudah seharusnya diakhiri. Mantanku sendiri sekarang juga sudah hidup bahagia dengan perempuan yang baru dinikahinya.

Teman curhatku mengenai kegalauan untuk mencari jodoh ini hanya satu, yaitu Vina. Dia 3 tahun lebih muda dariku, tapi dia cukup dewasa untuk mendengarkan cerita-ceritaku.

Dia pun beberapa kali mengenalkan teman-temannya kepadaku. Tapi ya bagaimana, kebanyakan teman-temannya tidak jauh dari umurnya, yang berarti lebih muda dariku. 

Rasanya, aku tidak mau punya pasangan yang lebih muda alias brondong. Aku ingin yang sudah dewasa dan matang dari segi usia. Walaupun usia memang belum bisa menentukan kedewasaan seseorang, aku tetap belum bisa menerima brondong.

Hingga akhirnya Vina menyuruhku untuk ikut kencan online. Awalnya, aku sangat meremehkan konsep kencan online. Menurutku, jodoh itu harus berawal dari tatap muka, bukan dari situs online.

Aku menganggap situs-situs kencan online hanya berguna bagi mereka yang ingin mencari teman atau sekedar pacar, bukan suami. Di umurku yang sudah tidak muda lagi ini, rasanya aku sudah tidak mau pacaran-pacaran seperti ABG. Aku ingin komitmen dan hubungan yang serius.

Meski demikian, Vina tetap memaksaku untuk mencoba situs kencan online yang diberikannya. Menurunya, tidak ada salahnya mencoba. Apalagi, beberapa temannya sudah mencoba dan sudah ada yang berhasil hingga menikah.

Karena sudah buntu, aku pun mengiyakan untuk mencoba salah satu situs kencan online yang diberikan Vina. Setelah semalaman suntuk, aku baru berhasil mengisi seluruh persyaratannya.

Keesokan harinya, saat aku baru sampai di kantor, ponselku berdering. Ternyata itu adalah notifikasi dari aplikasi kencan online. Tulisannya adalah sudah ada 23 pria yang match dengan profilku. 

Cukup membingungkan, karena pria-pria tersebut sebagian besar sesuai dengan kriteria yang aku ajukan. Walaupun aku bisa memilih lebih dari satu pria, kuputusnkan untuk menerima satu saja, supaya tidak bingung.

Akhinya, aku klik pria bernama Aldo. Umurnya satu tahun lebih tua dariku dan dia bekerja di perusahaan tambang. Tak lama setelah aku “accept”, Aldo langsung mengirimkan chat salam perkenalannya. 

Dari aplikasi kenan online, kami pun saling berbagi kontak WhatsApp agar lebih mudah untuk berkomunikasi. Setelah satu minggu, Aldo mengajakku untuk kopi darat. Aku pun mengiyakan.

Setelah sekitar 3 bulan, kami semakin dekat. Namun, Aldo sama sekali tidak pernah membicarakan soal hubungan yang serius. Dia juga tidak menembakku. Aku bahkan tidak tahu mau dibawa kemana hubungan ini.

Belum lagi, Aldo bekerja di perusahaan tambang, sehingga dia sering sekali pergi keluar kota selama berminggu-minggu. Meski demikian, aku tetap mencoba menjalani hubungan ini. 

Tepat di hari ulang tahunku, kami makan malam bersama. Awalnya tidak ada yang istimewa. Hanya makan malam di tempat biasa kami bertemu.

Tiba-tiba, wajah Aldo menjadi sangat serius. Dia pun memberikan sebuah kota kecil, yang katanya adalah kado ulang tahunku. Tanpa basa-basi dan curiga, aku pun membuka kotak itu. Ternyata isinya adalah cincin!

Dari situ, aku bisa tahu bahwa Aldo bukan pria yang romantis. Dia tidak pandai berkata-kata dan merayu. Namun, satu hal yang kutahu adalah dia serius untuk menjalin hubungan denganku. Tanpa berpikir panjang, aku pun menerima lamaran Aldo.

Setelah hampir 5 tahun menunggu, akhirnya jodohku datang, berkat sahabatku Vina, dan situs kencan online. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co