Duh, Kenapa Rasa Cinta Ini Datang pada Sahabatku Sendiri?

16 April 2020 14:23

GenPI.co - Kamu pernah kan mendengar teman jadi kekasih? Itu lah yang terjadi padaku juga. 

Dia bernama Chiko, ganteng, baik hati, tapi sudah punya kekasih. Pacarnya juga sangat cocok dengannya, cantik dan juara di sekolahku.

Aku, Chiko dan kekasihnya memang satu sekolah. Aku dan Chiko sudah bersama sejak kecil, sekolah dan aktivitas lainnya pun selalu bersama. Aku juga satu tempat les dengannya dan juga kekasihnya.

BACA JUGA: Oh... Sainganku Dulu di Kelas Kini Menjadi Juara Hatiku

Sebenarnya aku sudah tahu perasaan ini sudah muncul sejak SMP. Tetapi, sepertinya Chiko tidak. Jelas lah ia sudah berpacaran dengan Jessica dari 2 SMP. Sekarang kami sudah kelas 3 SMA, sudah 4 tahun mereka menjalin kasih. Sudah pasti lah tidak ada tempat dihatinya untukku.

Aku sadar perasaanku ini tidak boleh terdengar olehnya. Chiko menganggapku tidak lebih dari seorang sahabat, bahkan ia menganggapku sebagai seorang adik. Ya, hanya adik tidak lebih.

Siapa aku? Gadis berambut pendek, tidak pintar dan tomboy. Mungkin ini yang membuat Chiko tidak pernah melirik aku. 

Pernah saat kelas 1 SMA aku mencoba memanjangkan rambutku, dan bergaya seperti gadis pada umumnya. Chiko justru menjauhiku, pada akhirnya aku kembali seperti biasa dengan gayaku sendiri.

Betapa bahagianya Chiko bisa menerimaku sebagai sahabatnya. Ia berpesan kepadaku untuk menjadi diri sendiri. Baiklah, apa pun yang diucapkannya aku akan lakukan. Ini demi aku bisa melihatnya selalu bersamaku.

BACA JUGA: Akhirnya Aku Tahu, LDR Paling Jauh Adalah Beda Tempat Ibadah

Dengan Chiko sering bersamaku, aku tidak merasa cukup sampai aku bisa memilikinya. Tapi aku tidak tega jika menyudahi hubungan mereka. 

Jessica begitu baik kepadaku, ia bahkan tidak cemburu sama sekali jika aku dekat dengan Chiko. Mungkin saja Jessica menganggapku tidak suka pria. 

Namun itu dulu. Baru-baru ini, sekitar 2 bulan lalu sejak aku kehilangan buku diary tampak ada yang aneh dengan mereka berdua. Sikap mereka menjadi dingin, bahkan juga sudah tidak mengajaku keluar seperti biasa.

Awalnya aku tidak menyadari. Lama kelamaan aku menyadari sepertinya mereka tidak sengaja membaca isi hatiku di dalam buku yang entah kemana. 

Ya sudahlah, aku sadar cepat atau lambat perasaan ini akan ketahuan juga.

Tetapi, semakin lama aku kian tidak kuasa menahan amarahku terhadap sikap mereka. 

Aku mencoba balas dendam dengan menjadi seorang perempuan yang feminin. Aku juga memacari teman satu kelasku. Chiko, tampak biasa saja.

Makin aku memendam rasa amarah, dan  aku merasa batas emosiku sudah tidak tertampung lagi. 

Akhirnya, aku menemui mereka berdua aku bertanya tentang hal yang sebenarnya terjadi kepada mereka.

Mereka berdua menyayangkan sikap aku yang memendam rasa. Perasaanku sangat kacau dan sedih sekali. Aku tak tahu apa yang bisa aku lakukan.

Dua malam lalu, Chiko menelponku dan minta agar aku menjadi diriku sendiri. 

Aku lantas meminta maaf kepadanya, ia pun sebenarnya tak kuasa jika terus berdiam diri. Akan tetapi, dia harus memilih untuk tidak melukai kekasihnya dengan cara menjauhkanku.

Baiklah, aku terima. Memang ini semua salahku. Saat ini bahkan aku tidak bisa berhubungan seperti biasa dengan Chiko. 

Sekarang aku hanya bisa melihatnya di media sosial. Terlebih saat sedang karantina diri seperti ini, aku tidak bisa melihatnya di sekolah lagi dan entah sampai kapan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co