Benci yang Tersimpan Bertahun-tahun, Luruh Hanya dalam Semalam

16 April 2020 16:21

GenPI.co - Aku dan Rendy sudah menjalani hubungan tanpa status selama satu tahun. Entah kenapa ia belum memastikan hubunganku dengannya.

Semua mengalir begitu saja. Panggilan sayang, ucapan cinta  tanpa hubungan resmi seperti orang-orang biasanya. Tapi aku senang, senang bisa bersama Rendy, senang bisa mencintainya.

Hari-hariku kerap ceria. Rendy selalu siap mengantarku ke mana saja.

"Kalau mau ke mana-mana bilang, aku siap mengantarmu ke mana saja, asal jangan ke bulan, di sana enggak ada yang jual bensin," ujar Rendy dulu.

Ya, Rendy sangat baik hati, selain itu ia juga sangat romantis. Ia sering membuat puisi dan sajak-sajak manis untukku.

BACA JUGA: Sepucuk Surat yang Tak Pernah Sampai Kepada Kekasih: Aku Rindu!

Namun, tiba-tiba semua berubah. Ia pergi meninggalkanku  tanpa penjelasan apapun.

Aku terus mencoba menghubunginya untuk meminta penjelasan. Apa yang sebenarnya terjadi, sehingga ia pergi begitu saja. Namun semua sia-sia, ia tak pernah membalas pesan atau menjawab teleponku.

Rasa cintaku padanya berubah benci.  Aku marah dan kecewa padanya. Ia meninggalkanku saat bunga-bunga cinta bermekaran di taman hatiku.

Namun kepergiannya seperti terik mentari yang amat panas, membuat layu semua rasa cinta itu.

Semua rasa yang kupunyai  sudah kuberi semua untuknya. Semua sia-sia, ia tak sedikitpun memberi penjelasan, dan membuat aku selalu bertanya-tanya.

Benci yang sudah menyelimutiku, membuatku tak ingin lagi melihatnya dalam hidupku. Saat bertemu di kampus, aku selalu menghindar darinya.

Aku juga selalu mengambil mata kuliah berbeda agar tak lagi satu kelas dengannya. Semua aku lakukan lantara aku mencoba mengobati jiwaku yang terluka oleh perbuatannya.

Cukup lama aku menjalani kuliah bagai seorang dalah penuh pelarian. Aku terus menghindari Rendi, mencegahnya untuk masuk lagi ke dalam hidupku dan membuat luka yang sama.

BACA JUGA: Raga Ternyata Menikahi Rara, Hatiku Menangis Karenanya

Setelah 3 tahun lamanya, ia tiba-tiba datang lagi padaku dan kali ini tak bisa kucegah. Ia mengunjuk maaf sembari menjelaskan alasan kenapa dulu ia meninggalkan aku.

Aku membalas dengan berkata kasar. Seluruh penghuni kebun bintang kelur semua dari mulutku, kutumpahkan pada pria yang berdiri mematung di hadapanku, ia yang telah membuatku benci setengah mati.

Ia diam saja dan menerima semua umpatanku. "Aku pantas untuk ucapan itu," ujar Rendy.

"Ya, kamu emang pantas untuk semua kata-kata kasar itu," jawabku.

Entah apa yang merasukiku, aku sangat marah padanya, benci, kecewa, semua aku lampiaskan padanya dengan kata-kata kasarku.

Namun, setelah mendengar semua penjelasannya, hatiku sedikit lega. Semua pertanyaan yang bertahun-tahun aku simpan, kini terjawab sudah.

Sekarang, aku tahu kenapa dulu ia meninggalkanku. Walaupun sekarang aku sudah tidak mempunyai perasaan apa-apa padanya, aku senang karena ia punya iktikad baik untuk minta maaf dan menjelaskan semua kesalahannya.

Masih seperti dulu, ia masih pandai membuatku tertawa. Benci yang aku simpan bertahun-tahun, luruh dalam tawa semalam.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co