Tangkap Momen tahun Baru dengan Fotografi

27 Desember 2018 10:55

Malam pergantian tahun adalah momen yang ditunggu-tunggu miliaran manusia di muka bumi. Mereka rela menanti tidak tidur untuk melewati perlintasan waktu dari tahun 2018 ke 2019.

Di malam pergantian tahun ini banyak atraksi disuguhkan. Semuanya untuk memeriahkan momen berakhirnya tahun 2018 dan beralih ke tahun baru 2019.

Atraksi yang lazim disajikan adalah warna-warni kembang api.  Lesatan cepat api ke angkasa lalu diikuti dengan ledakan dan memancarkan beragam warna dan bentuk.

Ada juga suguhan atraksi seni seperti tarian, nyanyian, hingga lawak yang kocak menghibur para pengunjung. Suguhan ini bisa di cafe, resto maupun di taman hiburan rakyat yang ditonton puluhan ribu orang.

Karena ini adalah momen spesial yang hanya ada dalam rentang waktu setahun sekali, banyak orang mengabadikannya dengan cara memotretnya.

Nah, ada tips menarik dari Indracipta Dunggio, penggiat fotografi Gorontalo saat menangkap momen peralihan ke tahun baru atau yang lazim disebut dalam acara Old and New Night.

“Atraksi kembang api adalah momen yang ditunggu-tunggu, meskipun selalu ada setiap tahunnya,” kata Indracipta Dunggio, Kamis (27/12).

Indracipta Dunggio menuturkan untuk menangkap momen kembang api ini yang harus dilakukan adalah menentukan angle dan lokasi pemotretan, rencana membuat foto dengan frame yang sudah direncanakan akan memaksimalkan hasil foto.

Ia menyarankan untuk menghindari memotret dari lokasi peluncuran untuk menangkap warna-warni karena akan terganggu dengan asap yang banyak mengepul, kecuali ingin mendokumentasikan para operator meluncurkan kembang api.

Penggunaan tripod wajib dilakukan agar memberi jaminan tidak goyang saat pemotretan yang berakibat foto tidak tajam. Tripod yang kokoh akan memberi kemampuan menangkap momen indah ini.

“Kalau masih ragu akibat tekanan tangan memencet shutter, bisa juga digunakan remote,”ujar Indracipta  Dunggio.

Dalam pemotretan ini gunakan resolusi dan ukuran file yang paling besar, bisa juga menggunakan format RAW yang tersedia di kamera untuk hasil yang lebih baik, namun file ini sangat besar dan harus ada aplikasi tersendiri untuk membukanya di komputer.

Kecepatan rana juga diatur lebih lambat agar kamera menangkap gerakan kembang api mulai peluncuran hingga meletus di udara, atur ke model bulb atau beberapa detik.

“Harus banyak dicoba, jangan satu kali motret, karena tidak semua file bagus, kita harus memilih yang terbaik,” ujar Indracipta  Dunggio yang juga penggiat di Masyarakat Fotografi Gorontalo (MFG) ini.

Pengaturan ISO juga perlu dilakukan, pilih angka rendah karena karena pancaran cahaya kembang api yang terang tidak membutuhkan ISO tinggi. Demikian juga dengan bukaan diafragma, dibutuhkan bukaan kecil (angkanya besar) agar mendapatkan foto yang tajam.

Penggunaan mode autofocus sebaiknya ditinggalkan, mode manual akan lebih membantu dengan mensetting ke infnity.

Memotret pada awal-awal peluncuran kembang api sangat dianjurkan karena masih relatif bersih, pada peluncuran ke sekian kali asap sudah mulai banyak dan ini mengganggu kejernihan hasil foto.

Selamat memotret!

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co