GenPI.co - Selama masa pandemi corona 2 bulan terakhir, beberapa orang nekat melakukan penerbangan dengan berbagai alasaan dan tujuan.
Padahal, hampir semua negara telah memberlakukan larangan untuk tidak melakukan perjalanan udara. Lalu, apa bahayanya?
Direktur medis untuk pengawasan dan pengendalian bakteri di University of Chicago Medicine Emily Landon mengatakan virus corona dapat menyebar dengan cepat di dalam pesawat.
“Orang yang terinfeksi dan naik pesawat akan menjatuhkan tetesan air liur lewat bersin dan berbicara ke daerah sekitarnya,” ujarnya dikutip National Geographic.
Jika dilanggar, hal ini akan membuat risiko orang yang duduk di kiri dan kanan, serta dua barisan depan dan belakang rentan terjangkit virus tersebut.
Pihaknya menekankan jika penerbangan tetap berjalann, maka jarak yang aman adalah dua meter.
BACA JUGA: Dunia Deg-degan Tunggu Kelanjutan Vaksin Corona, Harga Emas Naik!
"Sedangkan itu baru dialami baris ketiga dari depan dan belakang pasien. Artinya risiko besar sudah digarisbawahi oleh kelompok kecil ini,” imbuhnya.
Adapun profesor epidemiologi dan kesehatan masyarakat global di University of Michigan Arnold Monto menambahkan bahwa itu bukan berarti penumpang lainnya akan aman.
BACA JUGA: WHO Ketar-Ketir, Virus Corona Akan Lumpuhkan 47 Negara di Afrika
Sebab berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap tingkah laku penumpang pesawat, setidaknya pergerakan dilakukan setelah satu jam perjalanan.
“Pergerakan yang dimaksudkan termasuk pergi ke toilet, merenggangkan kaki di kabin pesawat dan membuang barang ke tempat sampah. Ini membuat penyebarannya dari satu orang ke lainnya semakin meluas dan cepat,” ujarnya dikutip dari News.com.au.
Oleh karenanya, untuk mencegah adanya penyebaran virus secara masif, pihaknya mengimbau untuk tidak melakukan perjalanan udara selama pandemi covid-19.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News