GenPI.co - Namaku Shenna. Memiliki berat badan berlebih memang menjadi masalah bagi banyak wanita, tak terkecuali aku.
Aku mempunyai ruang lingkup pertemanan yang dikelilingi teman-teman dengan tubuh ideal.
BACA JUGA: Oh Ternyata, Selama Ini Aku Pacaran dengan Kakak Kandungku
Ya, pastinya selalu ada rasa iri dalam hatiku. Aku ingin menjadi mereka. Namun, menjadi kurus saja nggak cukup.
Setelah mendapatkan bobot yang ideal, tentu penting menata kembali penampilan agar tampak cantik.
Aku terlahir di keluarga pasangan entertainmen. Hal itu membuatku makin tertekan.
Melihat tampilan luar diri mereka saja seakan membuat aku tidak percaya diri bahwa aku adalah putri mereka.
Aku sempat merasa masa bodo dengan kondisi fisikku. Sampai akhirnya perlahan lingkungan menolak aku. Mulai dari cowok yang aku suka
"Rama gini, sebenernya gue suka sama lo," ujarku.
"Sorry, Shenna, gue tahu banget lo baik, tapi lo bukan tipe gue," penolakan secara jelas dari Rama.
Lingkungan klub olahraga.
"Oke, kali ini kita bagi dua tim, ya. A dan B," ucap Welly, temanku.
"Wel, gue masuk team mana, nih?" tanyaku
"Oh, Shen sorry, nih. Lu mau jadi pemain cadangan aja nggak? Agak berat kalau naruh lu di depan," jelas Welly sambil tersenyum merasa bersalah.
Hingga di rumah.
"Kakak! Jangan makan cokelat mulu, dong. Nggak liat perut itu udah melar," ucap mama, sambil mengeleng-gelengkan kepala.
"Iya, Kak. Dengerin kata mama. Kalau kamu nggak jaga badan, nanti nggak ada cowok yang lirik kamu," ledek Papa.
"Iya, ah," jawabku dengan tatapan kesal pada keduanya.
Pikirku dalam hati, apakah mereka sadar apa yang sedang diucapkan adalah body shamming?
Aku mengerti, menjadi wanita perlu lebih banyak perhatian ekstra agar menjadi indah dipandang banyak orang.
Namun, hal ini justru membuat aku justru kesal. Mengapa mereka semua sulit menerima keadaan apa adanya?
Haruskah aku berusaha menjadi orang lain agar mendapatkan perhatian? Aku rasa begitu setelah melihat semua kondisi yang ada.
Hari ini aku bertekad memiliki bobot yang kuinginkan. Akan aku buktikan bobot 81 kg ini dapat menjadi 55 kg.
Aku pun melakukan diet yang sangat ketat. Mulai sangat mengurangi porsi makan, olahraga, hingga mengonsumsi berbagai obat diet untuk mengunci rasa laparku.
Dalam kurang waktu 4 bulan aku berhasil menjadi Shenna yang berbeda. Kembali pada standar kecantikan ideal saja nggak cukup. Aku mulai belajar makeup dan tampil cantik.
Semua yang dahulu menolak aku kini kembali padaku. Mulai mantan gebetanku hingga anak-anak club basket.
Mama dan papa juga tidak malu memperkenalkan aku ke beberapa produser untuk tampil di layar kaca.
Banyak hal menyenangkan aku dapatkan. Namun, aku kehilangan sesuatu yang tak pernah jauh dari dulu.
Namanya Yudha. Dia adalah sahabatku sejak kecil. Rumahnya yang bersebelahan denganku membuat kami sering bertemu.
Namun, situasi tidak sama semenjak aku ingin mengubah hidupku. Tidak jarang aku menolak ajakan dia untuk pergi bersama.
Saat aku memutuskan untuk berubah, hanya satu pesan sahabatku ini.
“Walau lo berusaha sama seperti mereka, jangan sampe karakter Shenna hilang, ya,” ujar dia.
Aku menyadari bahwa aku cukup 100 persen berubah menjadi orang lain tidak hanya secara fisik.
Kini aku memiliki sifat yang selalu ingin menjadi pusat perhatian juga penuh pujian.
Aku mampu membayar semuanya asal tidak kehilangan banyak teman. Namun, aku kehilangan seorang sahabat. Aku merasa menyesal.
"Dut, kenapa melamun sendirian?" goda Yudha dari gerbang rumahku.
"Eh, lo kok udah balik. Nggak kuliah?" tanyaku dari teras rumah.
"Semester 7 gue ambil magang. Jam 3 gini pasti udah pulang. Gue ke depan kompleks dulu, ya" ucap Yudha sambil ingin berjalan meninggalkan.
"Eh, Yud. Gue nggak diajak?" tanyaku memasang wajah sedih.
"Emang lo masih level makan pecel lele Pak Totok? Nanti diet lu gagal," ucap Yudha.
"Gue nggak masalah kok kalau naik beberapa kilo asal lo maafin gue," jawabku merasa bersalah.
"Oke! gue maafin lo kalau makan 3 porsi, ya," tantang Yudha.
"Ha? Lo gila ya? mana mung…," balasku dengan nada tinggi.
"Udah ayo cepetan. Gue laper, Dut" ucap Yudha memegang perut.
"Eh, tolong, ya, gue udah nggak gendut," kataku sambil memukul lengannya.
BACA JUGA: Kisah Cintaku Terbendung Oleh PSBB
"Nggak apa-apa. Gue kenalnya Shenna yang gendut," ledek Yudha, sambil merangkulku. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News