Simbol Tolak Bala, Inilah 4 Fakta Bleketepe Pernikahan Adat Jawa

30 Juni 2020 23:40

GenPI.co - Pernikahan adat Jawa dikenal dengan ritual yang sakral dan penuh makna. Bahkan prosesinya bisa berhari-hari, yang mana memiliki makna di setiap sesinya. 

Biasanya, rangkaian pernikahan adat Jawa diawali dengan pemasangan bleketepe. 

Istilah bleketepe diambil dari kata Bale Katapi, Bale artinya tempat, sedangkan Katapi berasal dari kata tapi yang berarti memisahkan kotoran kemudian dibuang. 

Artinya makna bleketepe memiliki arti sebuah tempat di mana kotoran dipilah untuk kemudian dibuang. 

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini 4 fakta bleketepe yang perlu diketahui.

1. Simbol Mulainya Hajatan 

Bleketepe terbuat dari anyaman daun kelapa yang masih hijau dan kemudian dipasang mengelilingi area pernikahan. Yang bertugas memasang bleketepe adalah ayah dari mempelai wanita. 

Pemasangan bleketepe pada bagian depan gerbang rumah atau sekitar tempat hajatan menandakan bahwa keluarga siap memulai rangkaian hajat mantu.

Daun kelapa yang dipakai harus yang masih berwarna hijau muda, kemudian dianyam dengan besar rata-rata 50 cm x 200 cm. 

2. Simbol pensucian diri

Sesuai dengan namanya, pemasangan bleketepe ini juga merupakan ajakan orang tua serta calon pengantin kepada para tamu undangan maupun kepada siapapun yang terlibat dalam prosesi pernikahan ini untuk menyucikan diri.

Setiap tamu yang datang dan masuk ke dalam tempat pernikahan yang sudah dikelilingi bleketepe diharapkan akan bersih secara lahir maupun batin. 

Tamu yang sudah disucikan kemudian diharapkan memancarkan cahaya kesucian yang disebut Nur Harapan.

BACA JUGA: Wanita Menikah dengan Pria Lebih Tua Ternyata Makin Bahagia

3. Simbol Tolak Balak 

Selain menyucikan diri, memasang bleketepe juga merupakan doa agar acara pernikahan berjalan lancar serta terbebas dari segala hal jahat dan buruk.

Dalam adat Jawa, bleketepe dipercaya bisa menghindarkan calon pengantin dan keluarga dari segala marabahaya dan niatan jahat, baik yang kelihatan maupun tidak. 

Jangankan pada hari pernikahan, pada saat sehari-hari saja segala bentuk bala diharapkan sejauh mungkin.

BACA JUGA: Setelah Menikah, Kamu Harus Sentuh Bagian Ini

4. Harapan kebahagiaan 

Di sekitar bleketepe biasanya dipasang juga hiasan-hiasan seperti janur, daun alang-alang, daun opo-opo dan pisang raja. Hiasan-hiasan ini pun memiliki makna mendalam.

Janur kuning melambangkan cita-cita yang tinggi, sementara daun alang-alang sebagai simbol rintangan, dan daun opo-opo merupakan harapan agar tidak terjadi hal buruk selama prosesi pernikahan maupun kehidupan mendatang. 

Selain itu, dua tundun pisang raja yang masak memiliki makna pengantin dapat diberikan kemakmuran dan kemuliaan seperti raja.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co