GenPI.co - Masa pandemi covid-19 perlu menjadi bahan perhatian bagi para penderita penyakit serius. Selain TBC dan diabetes, orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) menjadi salah satu kelompok yang berisiko tinggi terhadap covid-19.
BACA JUGA: Jahe Campur Bawang Putih Ternyata Khasiatnya Mencengangkan
"Dampak terhadap jumlah pengobatan terhadap HIV/AIDS, tidak semuanya menurun. Ada yang stabil, tapi ada juga yang menurun," ungkap Wiendra Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, Kamis (9/7).
Wiendra menjelaskan bahwa penurunan terhadap jumlah pengobatan ini terjadi karena selama masa pandemi covid-19, obat antiretroviral atau ARV diberikan langsung untuk satu hingga tiga bulan.
BACA JUGA: Keberuntungan Ajaib, 5 Zodiak Bakal Dapat Rezeki Tak Terduga
Namun, pemberian obat ini juga harus memerhatikan ketersediaan obat yang ada di daerah masing-masing.
Obat ARV adalah jenis obat yang dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan virus HIV yang bekerja dengan cara menghilangkan unsur yang diperlukan oleh virus HIV untuk menggandakan diri.
Obat ini juga mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4 atau sel darah putih yang bertugas untuk menjaga kekebalan tubuh.
BACA JUGA: Meski Pelit, Tapi 6 Zodiak Ini Bisa Kaya dan Masa Tua Bahagia
Wiendra juga menekankan bagi ODHA yang mengonsumsi obat ARV secara rutin, tetap harus waspada dengan potensi penularan covid-19.
"Jangan berpikir bahwa saya meminum obat ARV nanti saya tidak akan terkena covid-19, karena buktinya covid-19 bisa menyerang siapa saja. Kita tetap harus tetap waspada," tukasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News