Begini Agar Budget Traveling Tidak Bocor

28 Januari 2019 08:43

Pernahkah kamu berpikir pada waktu melancong sebuah destinasi dan merasa anggaran yang dikeluarkan membengkak lantaran  banyak pengeluaran di luar dugaan? Ini juga saya rasakan saat hitung budget traveling buat tahun 2018. Kemudian saya membuka beberapa catatan keuangan di notes saya.

Saya kemudian sadar. Sebanyak  10 dari 11 perjalanan traveling keluar negeri dan beberapa dalam negeri (yang durasi perjalanan panjang) ternyata over budget. Selalu saja ada alasan untuk menarik uang lagi dari ATM.

Rekor paling teratur dan sesuai budget adalah ketika saya ke Malaka, Malaysia. Saya patuh secara total pada budget yang ada. Bahkan ada kalanya tiap malam saya hitung sen Ringgit yang ada untuk makan keesokan harinya. Ada juga pengalaman saya dulu waktu traveling ke Medan, budget saya pastikan perkiraannya, dan saya hanya membawa sejumlah uang cash—kartu debit hanya saya gunakan kalau darurat.

Sementara rekor paling bocor ketika melancong  ke Melbourne, Australia. Saya tarik ATM sampai 3 kali dengan nominal yang lumayan buat belanja. Padahal di ATM luar negeri sangat disarankan sekali tarik saja, sebab pajak yang cukup menguras rekening.

Jengah dengan keadaan seperti itu? Berikut beberapa tips saya:

Budget traveling ditaruh pada satu ATM khusus

Karena  saya cukup impulsive untuk traveling, maka saya memiliki dua rekening  tabungan. Satu buat makan sehari-hari, sementara yang lain untuk tabungan traveling. Oke khusus tulisan ini, saya akan beberkan alokasi dana traveling dari gaji saya!

Jujur, saya mengaplikasikan sepertiga gaji saya untuk disetor ke ATM Traveling saya—jadi untuk traveling jangka panjang dan jangka pendek, bahkan makan di luar negeri  saya ambil dari sana semua. Sementara sepertiganya lagi  buat bayar cicilan dan lainnya, Dan sepertiga terakhir untuk makan dan belanja saya sehari-hari. Nah, ATM traveling ini saya gunakan untuk tarik uang di negara yang rate exchange nya jelek banget seperti Islandia.

Dengan komitmen tarik uang di ATM itu maka menghindarkan hasrat tarik uang di ATM di rekening yang satunya. Kecuali kalau ada masalah darurat. Tapi usahakan semaksimalnya untuk bawa ATM itu saja.

Sampai sekarang, cara alokasi ini sudah cukup berhasil untuk mereduksi pengeluaran jahil. Apalagi polemik saya ketika pulang traveling adalah kehabisan uang di ATM. Nah, bayangkan kita masih ingin refleksi kaki, tapi nggak ada uang? Nah, itulah guna ATM jajan yang tidak diutik-utik, sehingga kita masih punya rupiah ketika kita pulang.

Merencanakan budget dengan riset

Percayalah kalau sekarang traveling bisa dilakukan dengan mudah. Pesan tiket, hotel, request untuk host couchsurfing, seea mobil, bahkan tahu perkiraan biaya perhari… ada websitenya!

Saat ini pun banyak catatan budget di suatu daerah, misalkan di Indonesia bagian timur, oleh para blogger. Dari situ saja, kita  bahkan bisa memprediksi budget transportasi saat keluar dari bandara atau stasiun, harga makanan, dan sebagainya. Ada pula untuk traveling keluar negeri,  di mana kita bisa tahu perkiraan budget di negara itu dengan mudahnya.

Contohnya, ada website yang bisa memberikan prediksi pengeluaran di suatu kota perhari, minggu, atau bulannya—bahkan ada detail sesuai style melancong kita – backpacker atau mewah. Dari informasi riset itu, saya bisa katakan 80% akurat. Jadi kita bisa tahu perkiraan pengeluaran kita.

Rem beli barang secara impulsif

“Mau beli… kan mumpung sudah sampai sini.”

“Eh ini juga lucu. Mumpung disini loh.”

Itu pengalaman saya. Menggunakan alasan ‘aji mumpung’ saat berbelanja. Memang, ada beberapa tempat yang secara finansial dan kesempatan, mampu untuk kita kunjungi lagi. Namun ada juga tempat yang mungkin tidak akan pernah didatangi lagi. Tapi untuk urusaan belanj,  barang jangan pakai mindset ‘nggak akan kesana lagi’.

Sebaiknya membuat prioritas. Jika barang di tempat wisata tersebut bisa kita dapatkan di toko dekat tempat tinggal kita, maka tak usah dibeli. Jika kita sewaktu-waktu bisa ke destinasi wisata itu lagi, maka nanti saja beli oleh-olehnya. Namun kalau tempat itu mungkin akan sulit kita sambangi lagi, maka beli lah. Tapi dengan jumlah wajar, yah!

Kartu kredit digunakan untuk keadaan darurat

Tanamkan dalam diri, kartu kredit digunakan untuk keadaan darurat.  Atau misalkan mau beli makanan di atas pesawat, dan memerlukan kartu kredit sebagai pembayaran, nah di situ gunanya. Bukan kemudian karena masih ada slot limit, makanya bisa digunakan untuk belanja. Alhasil akhir bulan kelimpungan – persis seperti yang saya rasakan.

 Selain itu,  untuk penarikan uang dari menggunakan kartu kredit dari mesin ATM luar negeri, usahakan sekali tarik saja. Karena sekali tarik biasanya biaya charge besar sekali. Sayang kalau bocor anggarannya gara-gara hal itu

Booking Tiket dan Hotel dari Indonesia

Ini yang paling penting menurut saya. Kalau kita akan melakukan road trip atau flight antar negara, maka kita harus booking segala sesuatu dari Indonesia dulu. Misalkan, untuk penerbangan dari satu daerah ke daerah lain, atau negara ke negara lainnya atau bahkan kereta bahkan bus. Bisa juga hotel atau penginapan seperti Airbnb, maka sangat disarankan untuk memesan dari Indonesia dulu. Bahkan juga booking tiket tempat wisata untuk mengurangi waktu menunggu.

Selain itu.. ini bisa menghemat budget yang kita miliki. Kenapa? Karena dengan booking di awal semua, maka secara otomatis kita mengalokasikan dana yang kita bawa hanya untuk makan dan jajan serta printilan kecil. Jadi kita tidak perlu bawa uang cash kebanyakan atau gesek kartu waktu pergi

Bahkan untuk beberapa maskapai mancanegara, saya sarankan untuk booking extra bagasi melalui online, kalau sudah tahu akan overweight. Misalkan maskapai Low Budget yang sangat ketat meminta kita membayar ekstra bagai kabin, karena ketat terhadap ketentuan satu orang satu bagasi. Memang menyebalkan, tapi inilah risiko menggunakan maskapai berbiaya murah, untuk lebih cepat mengatur barang di kabin dan efektifitas. Tapi sadarkah kamu, ‘denda’ karena ketahuan membawa bagasi lebih di pesawat itu bisa dua kali lipat jika dibandingkan dengan memesan sebelumnya?

Pede kalau cuma bawa uang sedikit

Prinsip hidup orang Paris: Cuek. Orang lokal Paris biuasanya menggunakan pakaian fashionable ketika jalan-jalan. Kadang sesuai,  kadang over. Nah tapi lihat tanggapan mereka ketika sedang makan dipinggir jalan dengan dandanan menor dan diperhatikan orang banyak: cuek, yang penting makan.

Karena meskipun mereka hidup dengan berpegang pada falsafah: Fasion is life, tapi mereka nggak ngoyo untuk mengorbankan segala sesuatu demi style. Nah begitu juga dengan kita.

Misalkan kita mau makan di restoran fancy demi foto Instagram ala-ala, yah sudah secukupnya saja pesan makanannya. Jangan kemudian demi foto dan nggak enakan—kita jadi pesan banyak makanan. Nah itu bocor lagi deh anggaran. Iya, itu pengalaman saya.

Jadi kita pede saja dengan bawaan yang kita punya dan style yang kita pakai untuk foto eksis di Instagram. Mau dilihat orang banyak, toh besok-besok juga nggak akan ketemu lagi.

Kemudian, jangan minder. Sebab berapapun budget yang kita alokasikan, yah itu adalah kemampuan kita. Lebih baik ketat dalam budget, ketimbang bocor dan mencari alasan. Dan itu akan terus terjadi ke depannya.

Jangan gengsi bayar pakai koin

Tips favorit saya ini, mengumpulkan recehan ketika traveling. Bahkan saya belanja ke minimarket saja pakai koin yang saya selotip dengan jumlahnya mencapai 50 ribu.

Jadi, kadang kita merasa risih dengan membawa uang koin kemana pun kita pergi. Berbunyi di dompet atau celana. Dianggap membuat malu. Sehingga kadang kembalian koin sering kita sumbangkan atau tinggal di meja.

Padahal, koin kalau dikumpulkan bisa juga untuk makan dan menghemat uang kertas yang ada di dompet.

Kalau pengalaman saya di luar negeri, saya punya sisa uang 200 EURO untuk hari terakhir di Paris, nah itu rasanya sayang saya gunakan. Akhirnya saya bongkar saku celana, kantong backpack, dan.. akhirnya terkumpul 12 EURO dan 50 Cents! Dan apa yang saya dapatkan? 1 kali Breakfast ala Paris, Gantungan kunci 3, dan sekali perjalanan Metro. Oh ya masih sisa 1 EURO lebih… saya jadikan tips.

Lumayan kan? Sembari kita menghemat uang kertas yang ada di dompat, kita bisa ‘berkarya’ melalui koin. Bisa kamu bayangkan membayar angkot atau bus ketika pergi ke Bulukumba dan malas menunggu kembalian? Itulah fungsi uang koin!


Naah itu 7 hal analisa saya mengenai kenapa budget traveling sering sekali bocor. Memang sih kebocoran ada indikasi tidak sengaja dan sengaja. Namun, kalau kita sesuai budget dan patuh pada rencana awal, yakin deh kita bisa foya-foya pas hari terakhir atau sudah sampai di rumah. See you!

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co